Mitos Gili Tugel Tegal, Salah Satu Peninggalan Sejak Zaman Belanda yang Masih Ada

Mitos Gili Tugel Tegal, Salah Satu Peninggalan Sejak Zaman Belanda yang Masih Ada

Mitos Gili Tugel Tegal, Salah Satu Peninggalan Sejak Zaman Belanda yang Masih Ada--Youtube/ NOT NUOL OFFICIAL and edit Canva

RADAR TEGAL - Bagi warga Kota Tegal tentunya sudah tidak asing lagi dengan adanya mitos gili tugel di Tegal. Kebanyakan orang juga sudah mengenalnya karena mitos ini sudah ada sejak zaman Belanda.

Mitos gili tugel di Tegal ini banyak orang kaitkan dengan sejarah yang ada sejak zaman Belanda. Namun hal ini menjadi sebuah daya tarik sendiri dan juga sebagai salah satu sejarah yang ada di Kota Tegal.

Mitos gili tugel di Tegal akan terus orang kenal karena saat ini keberadaannya sudah menjadi jalan kota yang sudah bagus. Apalagi di sekeliling tepat itu adalah beberapa tempat yang menarik dan beberapa kantor lembaga.

Pada artikel ini radartegal.disway.id akan membahas tentang mitos gili tugel di Tegal. Coba simak artikel ini sampai selesai untuk tahu kebenaran yang ada di balik tempat ini.

BACA JUGA: Mitos Kali Kumpe Desa Jejeg Tegal, Ada Kisah Misterius di Balik Pohon Jaha dan Aura Mistis yang Terpancar

BACA JUGA: 4 Mitos dan Legenda Menarik Danau Beko di Tegal, Tempat Persimpangan Arwah Hingga Munculnya 2 Sosok Besar Ini

Mitos gili tugel di Tegal yang menjadi peninggalan Belanda

Mengenal lebih dekat dengan tempat ini sangat perlu sebelum kita membahas tentang sejarahnya. Gili tugel ini menjadi penghubung beberapa jalan di Kota Tegal.

Pada bagian sebelah barat menghubungkan Jl. jend. Sudirman, bagian selatan menghubungkan Jl. AR. Hakim dan bagian utara menghubungkan Jl. Diponegoro. Saat ini persimpangan yang menghubungkan 3 jalan ini terdapat rambu lalu-lintas.

Biasanya tempat ini akan selalu ramai ketika pagi dan sore hari. Yaitu bertepatan dengan waktu berangkat sekolah dan juga pulang kerja.

Sejarah singkat

Nama "gili tugel" berasal dari dua kata yang asalnya dari bahasa Jawa di Tegal. Arti "gili" yaitu jalan dan "tugel" yaitu putus.

BACA JUGA: Mitos Ramalan Prabu Jayabaya tentang Gunung Slamet, Benarkah Ini Bakal Terjadi?

Pada zaman dahulu terdapat salah seorang Bupati Kaloran atau Raden Panji Cakranegara yang menentang pembangunan jalan oleh Dandles seorang pemimpin dari Belanda. Penentangan ini akhirnya membuat sang Bupati harus menghadapi para koloni Belanda.

Dengan taktiknya, ternyata Belanda telah berdiskusi di Semarang dan sudah mendapatkan persetujuan dari pihak Indonesia untuk membangun jalan. Alhasil Bupati Tegal pun mematuhi perintahnya dan menyiapkan para pekerja dengan syarat harus adanya upah untuk mereka.

Pada zaman itu juga terkenal dengan adanya sistem kerja paksa. Dimana para pekerja yang turut andil kebanyakan tidak mendapatkan upah dan biasanya hanya mendapatkan makan saja.

Sumber: