Bahasa dan Logat Ngapak Tegal Terkenal Kasar, Ader? Ora Ngapak Ora Kepenak Pokoke

Bahasa dan Logat Ngapak Tegal Terkenal Kasar, Ader? Ora Ngapak Ora Kepenak Pokoke

Bahasa dan logat ngapak Tegal terkenal kasar--

RADAR TEGAL - Istilah ora ngapak ora kepenak nyatanya masih menjadi selogan terkenal untuk masyarakat jawa. Salah satu hal yang menarik untuk dikulik yaitu mengenai bahasa dan logat ngapak Tegal yang terkenal kasar.

Sebagai salah satu kota di Jawa Tengah, Tegal menjadi salah satu kota yang menggunakan logak ngapak. Namun sebutan bahasa dan logat ngapak Tegal terkenal kasar ini pastinya menjadi pertanyaan untuk warga Tegal.

Pasalnya, sebagai warga Tegal sendiri bahasa dan logat ngapak ini menjadi hal yang biasa. Namun mengapa banyak yang bilang bahwa bahasa dan logak ngapat tegal terkenal kasar.

Mari kulik lebih lanjut mengenai tanggapan bahasa dan logat ngapak Tegal terkenal kasar. Simak artikel ini sampai akhir untuk informasi selengkapnya.

BACA JUGA: 5 Mitos dan Kisah Mistis di Tegal yang Terkenal, Mulai dari Patung Naga hingga Tradisi Buang Ayam

Emang iya bahasa dan logat ngapak Tegal terkenal kasar?

Jika melihat dari sekolah yang mengajari Bahasa Jawa, guru bahasa sendiri mengajarkan tiga tingkatan bahasa yaitu Ngoko, Madya, dan Krama.

Krama sendiri merupakan tingkatan yang paling tinggi atau halus dan sopan, Madya berada ditengah-tengah Krama dan Ngoko, sedangkan Ngoko biasanya identik dengan kata-kata yang kasar.

Seperti kata "siapa" yang dalam bahasa Ngoko berarti sapa, dalam krama lebih dikenal dengan sebutan sinten. Jika melihat dari bahasa dan logat ngapak Tegal sendiri, maka digolongkan menjadi ngoko.

Logat Tegal sendiri berbeda dengan ngapak logat lain seperti banyumasan. Wilayah Tegal pada zamannya berada jauh dari pusat pemerintahan Jawa (keraton) yang pada saat itu berada di Jogja dan Surakarta. 

BACA JUGA: 5 Kuliner Malam Khas Tegal yang Sayang Dilewatkan, Rasanya Bikin Mau Nambah Terus

Hal Ini berkaitan dengan dialek yang nyatanya berbeda antara orang Jogja atau Surakarta dengan orang Tegal dan sekitarnya. Melihat dialek yang berbeda dan tidak sesuai dengan tutur kata orang keraton, sejarah beranggapan bahwa bahasa Tegal yang lahir dari masyarakat Tegal sebagai bahasa kasar atau tidak sepadan dengan bahasa milik orang keraton.

Namun, bagi penulis Logat tegal sendiri merupakan hal yang unik untuk didengar. Dalam percakapan sehari-hari, biasanya pada logat tegal di imbuhi dengan kata "oh" pada kalimatnya.

Contohnya seperti "Iya ohhh" (iya) atau "Aja kaya kue oh", (jangan seperti itu) dan lain sebagainya. Kalimat tersebut merupakan hal yang biasa dan lumrah bagi warga Tegal dan tidak terdengar kasar.

Namun beberapa kata ini mungkin akan terdengar kasar bagi orang diluar Tegal. Misalnya "Waduke" (kata yang merujuk pada penolakan), "ader" (emang iya), atau "cocote" (mulutmu itu), dan lain sebagainya.

Sumber: