Tragis! Depresi Akibat Masalah Keluarga, Warga Brebes Pilih Akhiri Hidup di Kandang Merpati

Tragis! Depresi Akibat Masalah Keluarga, Warga Brebes Pilih Akhiri Hidup di Kandang Merpati

ILUSTRASI - Warga brebes nekat akhiri hidup di kandang merpati karena depresi masalah keluarga.-Mohamed_Hassan-pixabay

RADAR TEGAL - Warga RT 1 RW 6 Dukuh Wijahan Desa Cenang Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes nekat akhiri hidup atau bunuh diri di kandang merpati. Kuat dugaan, pria bernama Noto Susanto (39) depresi karena masalah keluarga yang dialaminya. 

Peristiwa pria bunuh diri ini sempat menggemparkan waga Desa Cenang. Sebab Noto Susanto ditemukan tewas dalam kondisi menggantung di kandang burung merpati dekat rumahnya.

Kapolres Brebes melalui Kapolsek Songgom AKP Suryantono, membenarkan terjadinya penemuan jasad tergantung korban bunuh diri tersebut. 

Menurutnya, kali pertama jasad ditemukan oleh anggota keluarga sekaligus saksi saat hendak memberikan makan merpati balap miliknya, pada Rabu 11 Oktober 2023. Namun, saat membuka pintu kandang saksi kaget karena korban sudah dalam posisi menggantung.

BACA JUGA:Awas! Diabetes, Hipertensi, Depresi Hingga Penyakit Jantung Ancam Kesehatan Pekerja

"Melihat korban tergantung, saksi segera lapor ke Mapolsek dan keluarga. Kemudian, kami berkoordinasi dengan tim Inafis Polres Brebes dan Puksesmas untuk mengevakuasi jasad korban," ungkapnya, Kamis 12 Oktober 2023.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, lanjut Suryantono, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Bahkan, pihak keluarga terutama ibunya, Kartimah (57), menolak dilakukan autopsi. 

Pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan langsung melakukan prosesi pemakaman korban secara agama.

"Pengakuan dari keluarga, korban memang sedang ada masalah keluarga. Namun, tak pernah menyangka jika memilih mengakhiri hidupnya," ujar Kapolsek.

BACA JUGA:Ibu Pembuang Bayi Kedalam Sumur di Bumiayu Brebes Mengaku Depresi Paska Operasi Sesar

Suryantono menuturkan, mengantisipasi terjadinya insiden serupa kembali terulang, pihaknya mengaku terus memberikan imbauan kepada masyarakat. Khususnya, melibatkan peran aktif tokoh agama dan tokoh masyarakat agar lebih terbuka dan bersabar. 

Terutama, saat menghadapi masalah, sebaiknya ada tempat atau berkonsultasi dengan orang maupun keluarga yang dipercaya. Sebab, depresi menjadi penyakit paling sulit dicegah karena berujung tindakan nekat. 

Sehingga, butuh partisipasi dan upaya pencegahan bersama dalam memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang menghadapi masalah. (*)

Sumber: