Kereen! Kantongi Skor 95, Jateng Raih Penghargaan SPHP Terbaik Nasional

Kereen! Kantongi Skor 95, Jateng Raih Penghargaan SPHP Terbaik Nasional

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menerima penghargaan SPHP terbaik pertama dari Badan Pangan Nasional RI.-Humas Pemprov Jateng-

BACA JUGA:10 Bulan Lebih, Polisi Tangkap 350 Pelaku Judi di Jateng

Ketika kelompok tani dan gabungan kelompok tani ini ikut dalam gerakan pasar murah, mereka diberikan bantuan transportasi komoditas, sehingga mereka bisa menjual lebih murah dari harga pasaran.

"Itu yang kalau kita mungkin contohkan, beras itu diberikan bantuan transport Rp1.200/kg. Tinggal nanti gapoktan kirim ke gerakan pasar murah itu, misalnya 2 ton, berarti 2 ton X Rp1.200. Kemudian (komoditas) yang gampang rusak, cabai, telur, kemudian bawang merah, itu Rp2.000/kg," jelasnya.

Pelaksanaan GPM dengan pemberian bantuan transportasi komoditas ini,  sejak Januari hingga Agustus 2023, terhitung sudah 394 kali dilakukan. 

Untuk pelaksanaan sampai Desember 2023 nanti, masih ada 80 kali GPM. Pelaksanaan GPM 2023, kata dyah, lebih masif daripada tahun 2022 yang hanya 180 kali.

BACA JUGA:KUR Bank Jateng 2023 Sediakan Pinjaman Hingga 500 Juta, Ini Syarat dan Cara Pengajuannya

"Sebenarnya bukan bukan berapa kalinya. Sebenarnya maknanya adalah bahwa semakin sering kita turun mengintervensi ke masyarakat, memberikan harga pangan yang murah, maka harapannya, semakin mudah masyarakat mengakses pangan dengan harga murah," ungkapnya.

Dyah membeberkan, pelaksanaan GPM ini juga melibatkan kerja sama dengan banyak pihak.

Seperti BUMN (PT Rajawali Nusindo, Perusahaan Perdagangan Indonesia), BUMD (PT Jateng Agro Berdikari), Badan Usaha Milik Petani dan pelaku usaha. 

Selain inovasi pelaksanaan GPM yang melibatkan banyak pihak dengan pemberian bantuan transportasi komoditas. Pemprov Jateng Jateng juga mempunyai terobosan pemberian subsidi harga pangan. 

BACA JUGA:Kapolda Jateng Minta Pejabat 6 Pilar Jadi Cooling System Pemilu 2024

Pada 2022,  subsidi harga pangan diberikan pada komoditas kedelai.

"Kenapa kita memilih kedelai? Karena saat itu kita evaluasi dengan TPID (BI, Disperindag, Biro Perekonomian), itu kedelai harganya sudah stabil tinggi. Lebih dari 20% dari harga acuan pemerintah. Sekalipun kedelai itu kedelai impor. Dengan kondisi itu, maka kita kemudian mengintervensi dengan subsidi harga Rp1.000/kg," paparnya.

Ada sebanyak 2.086 perajin tahu tempe yang menerima subsidi harga kedelai, sambungnya. 

Penerima subsidi harga kedelai dikhususkan bagi perajin tahu tempe non primkopti. 

Sumber: