3 Mitos Durga Ranini di Jawa, Bukti Pemberontakan Rakyat Jelata terhadap Keraton Majapahit
Durga Ranini di Jawa atau Durga Bertaring Menggeser Eksistensi Durga Mahesasuramardini--
Bagi penganut tantra, baik masa Majapahit akhir maupun sesudahnya, sosok Durga Mahesasuramardini tidaklah mengalami perubahan.
Mereka memujanya sebagai lambang kebutuhan akan shakti yang besar untuk menghancurkan energi asura di dalam diri mereka, agar tercapai kesempurnaan.
Namun, bagi kalangan di luar, yang awam, yang tidak pernah memiliki kebutuhan esoteris, di mana mereka hanya bergulat pada kehidupan sehari-hari yang terkadang tidak ideal.
Sosok Durga Ranini lebih dibutuhkan untuk membebaskan mereka dari kesulitan hidup, yang dikenal dengan tradisi ruwat. Hal ini juga terjadi pada Candi Sukuh yang diduga untuk meruwat Majapahit.
BACA JUGA:3 Mitos Candi Sukuh, Konon sebagai Ruwatan Majapahit Pasca Perang Paregreg
3. Maraknya Durga Ranini dan ruwat
Masyarakat Jawa Kuno memiliki lapis-lapis sosial yang tidak benar-benar menyatu. Masing-masing memiliki permasalahannya sendiri.
Di lapis sosial bawah, Jawa menampilkan sinkretisme dan akulturasi. Bentuk perlawanan mereka salah satunya adalah tidak setia pada sumber-sumber India, dan melakukan peleburan di mana-mana.
Di masa inilah, kisah-kisah atau naskah-naskah terkenal dituliskan, seperti Sudamala, Tantu Panggelaran, Pararaton, dan Serat Calon Arang. Semua sastra itu kental dengan nuansa ruwat dan sosok Durga Ranini.
Demikian, informasi mengenai Durga Ranini di Jawa yang lebih populer daripada versi India-nya setelah berakhirnya era Majapahit. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos dan kisah mistis di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel