Legenda Air Terjun Sri Gethuk, Benarkah Ada Tujuh Bidadari Penjaga Air Terjun?

RADAR TEGAL  –   Legenda Air Terjun Sri Gethuk menggambarkan cerita rakyat yang melingkupi keindahan air terjun ini, destinasi alam menakjubkan yang terletak di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Air Terjun Sri Gethuk ini menyajikan pemandangan yang memesona dan unik, di mana pengunjung harus menggunakan rakit untuk menjelajahi Sungai Oyo demi merasakan pesona air terjun ini.

Dalam legenda Air Terjun Sri Gethuk, terkisah sebuah cerita yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita ini sering dihubungkan dengan nilai-nilai lokal dan kearifan budaya daerah tersebut.

Berikut adalah informasi mengenai legenda Air Terjun Sri Gethuk yang dilansir dari kanal YouTube Legenda Senja oleh Radar Tegal. 

BACA JUGA:7 Mitos Air Terjun Coban Rondo, Berkaitan dengan Sosok Dewi Anjarwati, Siapakah Dia?

Air Terjun Sri Gethuk memiliki kekuatan alami yang unik

Air Terjun Sri Gethuk memiliki tinggi mencapai 25 meter dan dikelilingi oleh tiga mata air yang mengalir.

Diyakini bahwa kehadiran ketiga mata air ini menjaga kelimpahan air terjun ini, bahkan di saat musim kemarau.

Banyak orang menganggapnya sebagai air terjun yang menakjubkan, dan dalam legenda lokal, disebutkan bahwa tujuh bidadari menjaga air terjun ini.

Nama "Sri Gethuk" sendiri berasal dari suara gamelan yang sering terdengar di sekitar air terjun, khususnya saat musim hujan.

Legenda Kerajaan Mataram terhubung dengan air terjun

Legenda juga menghubungkan Air Terjun Sri Gethuk dengan Kerajaan Mataram yang pernah berkuasa di wilayah tersebut.

Menurut kisah, para pemimpin Kerajaan Mataram pernah bersembunyi di Gua Rancang Kencono yang berdekatan dengan air terjun ini.

Gua tersebut mereka gunakan sebagai tempat untuk merencanakan strategi melawan penjajahan Belanda.

BACA JUGA:6 Mitos Menarik Air Terjun Sedudo Nganjuk, Ribuan Orang Datang Tiap Bulan Suro untuk Ritual Siraman

Air terjun sebagai tempat suci dan ritual

Dahulu, ada jalur khusus yang menghubungkan Air Terjun Sri Gethuk dengan Gua Rancang Kencono.

Namun, jalur tersebut kini sudah tertutup dan tidak lagi terlihat oleh manusia.

Legenda menyebutkan bahwa jalur khusus ini digunakan oleh tokoh-tokoh dari Kerajaan Mataram.

Air terjun ini juga disebut sebagai "air suci" karena diyakini berasal dari tiga mata air yang memiliki efek penyucian dan pembersihan.

Batu-batu di bawah air terjun dipercaya sebagai tempat untuk bertanya, terutama pada pagi hari sebelum banyak pengunjung datang.

Misteri suara gamelan dan kehidupan gaib

Cerita legenda mengatakan bahwa pada beberapa malam, terdengar suara gamelan dari air terjun.

Namun, saat mendekat, suara tersebut menghilang. Warga meyakini bahwa suara gamelan ini dimainkan oleh tujuh bidadari yang mendiami air terjun.

Legenda juga menyampaikan bahwa air terjun ini dihuni oleh raja siluman bernama Anggo Menduro, bersama dengan para jin lainnya.

Raja siluman ini memerintah di kerajaan jin yang berada di antara dua bukit yang membentuk aliran sungai menuju air terjun ini. Konon, suara gamelan yang terdengar berasal dari kesukaan sang raja siluman terhadap seni musik.

Menurut cerita dari warga setempat, beberapa jenis musik seperti keroncong dan campursari kadang-kadang terdengar di sekitar air terjun. Air terjun ini juga menjadi tempat untuk aktivitas spiritual.

Beberapa keluarga dari sekitar area ini bahkan mengunjungi air terjun untuk melakukan ritual khusus, seperti melemparkan bunga ke dalam air.

BACA JUGA:Misteri Curug Cigamea Bogor: Ada Batu Merah Unik di Balik Keindahan Air Terjun yang Menakjubkan

Daya tarik wisata yang tak terbantahkan

Meskipun air terjun ini dikelilingi oleh cerita misteri, hal ini tidak mengurangi minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Keindahan alam dan legenda yang mengitarinya tetap menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin menikmati suasana tempat ini.

Dengan air terjun yang megah sebagai latar, legenda Air Terjun Sri Gethuk terus memberikan dimensi magis pada pengalaman alam, mempertemukan keindahan alam dan warisan budaya dalam satu cerita yang tak terlupakan.***

Sumber: legenda senja