Misteri Watubahan di Lereng Gunung Proboto Kabupaten Pekalongan, Siapa yang Membuatnya?

Tatanan mereka yang rapi mengingatkan pada benteng besar atau tembok purbakala.

Pesona wisata situs Watubahan

Masyarakat setempat, melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), telah menjadikan keunikan batu persegi di lereng Gunung Praboto sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pekalongan. 

Peran LMDH sangat penting karena lokasi formasi batu ini berada di atas lahan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur.

Tidak hanya keunikan batu-batu itu, kawasan lereng Gunung Praboto juga memiliki daya tarik lain. Terdapat enam curug atau air terjun yang memukau, mengalir dari bukit hingga ke puncak gunung. 

Dikelilingi oleh hutan produksi dan lindung yang masih alami, kawasan ini dikembangkan oleh masyarakat setempat menjadi tempat wisata primitif yang menawan.

Curug Menhir: Pesona air terjun di situs Watubahan

Curug Menhir, salah satu air terjun di kawasan ini, menjadi daya tarik utama. Air terjun ini memiliki tinggi lebih dari 15 meter dan mengalir di sepanjang dinding batu persegi, menciptakan pemandangan yang memesona. 

Berbagai fasilitas telah dibangun untuk mendukung wisata di kawasan ini, termasuk area flying fox, pohon selfie, musala, MCK, dan kincir air untuk pembangkit tenaga listrik.

Menunggu hasil penelitian arkeolog atas situs Watubahan

Pengelola kawasan wisata, seperti Raadi dari Curug Menhir, mengungkapkan bahwa meskipun terdapat banyak versi cerita tentang sejarah Watubahan, ia menunggu hasil penelitian dari tim arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) untuk memberikan keterangan yang pasti. 

Jumlah batu yang diperkirakan mungkin mencapai jutaan, dengan sebagian besar masih tertimbun tanah. Beberapa berdiri, sementara lainnya tergeletak di atasnya.

Persamaan dengan situs Gunung Padang dan misteri di baliknya

Menurut Imam Nurul Huda, seorang pegiat LSM Komuniti Forestry, Situs Watubahan memiliki kemiripan dengan Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. 

Batu-batu persegi lima dan enam membentang sepanjang 10 kilometer, beberapa tertanam dalam tanah, dan beberapa terlihat jelas di tempat-tempat seperti Curug Kalijero dan Curug Praboto. 

Sumber: