Mitos Gunung Slamet Meletus Pulau Jawa Akan Terbelah, Benarkah Ramalan Jayabaya Tersebut? Begini Penjelasannya

Mitos Gunung Slamet Meletus Pulau Jawa Akan Terbelah, Benarkah Ramalan Jayabaya Tersebut? Begini Penjelasannya

Mitos Gunung Slamet Meletus--

RADAR TEGAL – Seperti yang Anda ketahui bahwa Gunung Slamet memiliki kisah legenda turun – temurun yang yang populer. Berikut mitos Gunung Slamet Meletus.

Nama Slamet dari gunung yang memisahkan lima Kabupaten di Jata Tengah yakni Brebes, Bnayumas, Pemalang, Purbalingga, dan Tegal ini diambil dari bahasa Jawa yang berarti selamat.

Adapun nama Slamet ini diberikan karena supaya gunung ini tidak pernah meletus besar dan memberi rasa aman bagi warga sekitar.

Menurut kepercayaan warga sekitar dikatakan bahwa menurut ramalan Jayabaya, apabila Gunung Slamet sampai meletus besar maka Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua bagian.

Gunung Slamet sendiri pernah beberapa kali aktif dan membuat fenomena yang menarik.

Sama halnya dengan gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.

Adanya retakan pada lempeng tersebut telah membuka jalur lava ke permukaan.

BACA JUGA: 5 Mitos Paling Terkenal di Indonesia, Nomor 4 Menyeramkan!

Terdapat catatan letusan yang diketahui sejak abad ke-19.

Gunung Slamet ini aktif dan sering mengalami erupsi skla kecil. Aktivitas terakhir yakni pada bulan Mei 2009 dan hingga Juni masih terus mengeluarkan lava pijar.

Sebelumnya Gunung ini  terccatat pada tahun 1999.

Tidak hanya itu, Gunung Slamet ini masuk dalam ramalan Jayabaya. Gunung yang mempunyai ketinggian. 3.428 meter tersebut berada nyaris di tengah-tegah antara pantai utara dan selatan jawa.

Karena posisi itulah Mereka menyakini mitos apabila Gunung Slamet meletus maka pulau Jawa akan terbelah menjadi dua.

Meskipun Gunung Slamet ini menjadi salah satu favoritpara pendaki, namun pendakian Gunung Slamet terkenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air.

Oleh karena itu, pendaki disaarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah.

Adapun faktor sulit lainnya yakn kabut, diketahui Gunung Slamet sangat mudah  berubah-ubah dan pekat.

Jalur pendakian tradisional Gunung Slamet yakni dari Bambang, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Jalur populer lainnya yang relatif lebih baru dibuka dari arah selatan (kabupaten Banyumas) dan arah utara dan timur laut kebupatan yakni dari Baturraden dan  dari Desa Gambuhan, desa Jurangmangu dan Desa Gunungsari di Kabupaten Pemalang.

BACA JUGA: 6 Mitos Gunung Slamet yang Ditakuti Penduduk Kabupaten Tegal, Salah Satunya Terkait Nyawa

Ketika akan mendaki And ajuga perlu memperhatikan faktor cuaca apabila hendak mendaki Gunung Slamet.

Sebab, Gunung Slamet ini merupakan gunung dengan suhu rata-rata paling dingin di Pulau Jawaserta curah hujan tahunan paling tinggi di Indonesia yakni 8.134,00 milimeter (mm) per tahunnya.

BACA JUGA: Pernah Diramal Jayabaya, Bagaimana Mitos Gunung Slamet Di Masa Depan? Konon Jadi Pasak Jawa

Demikan ulasan mengenai mitos Gunung Slamet Meletus. Semoga bermanfaat.***

Sumber: