Pulau Nusakambangan di Cilacap, Konon Adalah Ibukota Makhluk Halus di Pulau Jawa, Pantas Saja Menakutkan!

Pulau Nusakambangan di Cilacap, Konon Adalah Ibukota Makhluk Halus di Pulau Jawa, Pantas Saja Menakutkan!

Pulau Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah merupakan kawasan yang steril bagi pendatang dan sarat mitos serta misteri.--

RADAR TEGAL - Pulau Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah merupakan daerah yang dijadikan lembaga pemasyarakatan atau lapas super ketat. Banyak pelaku kriminal dan teroris kakap yang dipenjara di sini hingga akhir hayatnya.

Untuk menuju ke Pulau Nusakambangan bisa ditempuh sekitar kira-kira lima menit menaiki kapal feri dari pelabuhan khusus yang dikelola Kementerian Hukum dan HAM. Penjara di sini konon sudah ada sejak masa penjajahan Belanda.

Keberadaan Pulau Nusakambangan ternyata sudah dikenal jauh sebelum menjadi penjara dan tempat eksekusi bagi narapidana berat. Persisnya saat Cilacap masih bernama Kadipaten Donan yang berdiri pada 17 Januari 1678 silam.

Menurut Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Dr Purwadi MHum mengatakan dalam cerita tutur pedalangan, Pulau Nusakambangan disebut Nusa Kambana. Selain itu juga Nusa Barambang, Watu Masigid, Sela Marsigid, atau Dhandang Mangore.

Istana Bethari Durga

Sementara dalam cerita wayang purwa, kahyangan Nusa Kambana digambarkan begitu wingit nan seram. Penguasa Nusa Barambang adalah Bethari Durga yang bergelar Sang Hyang Pramoni, yang mendiami Istana Watu Masigid.

Yaitu sebuah istana yang gemerlap, karena dibangun dengan bahan serba emas. Dalam beberapa literatur kesusasteraan, papar Purwadi, Nethari Durga menamakan dirinya Bethari Durga Umayi sebagaimana yang diungkapkannya kepada Kagama.

Sedangkan Keraton Surakarta Hadiningrat memberi sebutan Sang Hyang Bathari Kalayuwati. Selain itu, Nusa Barambang kala itu juga menjadi ibu kota makhluk halus yang tersebar di seluruh Pulau Jawa.

Penguasa alam lelembut di tiap-tiap kabupaten mesti tunduk pada perintah Sang Hyang Pramoni Durga yang berada di Pulau NusakambanganMereka yang tunduk antara lain jin balabatu (Blambangan, Banyuwangi); buta locaya si penguasa Kediri; sidagori di Pacitan, dan klenthing mungil yang mendiami Magetan.

Ada juga jin abur-abur yang tinggal di Madiun, kala jangga di Malang, serta pilang putih di Cepu, Blora. Semua pemuka makhluk halus tiap tahun mendatangi ke Nusa Kambangan untuk caos glondhong pengareng-areng, peni peni raja peni, dan guru bakal guru dadi.

Tidak hanya para pemuka makhluk halus, Keraton Surakarta setiap tahun menyelenggarakan upacara wilujengan negera Maesa Lawung di Alas Krendha Wahana. Menurut Purwadi, upacara ini ditujukan untuk menghormati Bethari Durga.

Dengan sesaji ubarampe lengkap, kepala kerbau dipersembahkan dengan cara memendamnya di tanah. Persembahan buat Bathari Kalayuwati berwujud daging mentahan, karena wadya bala atau pasukan dari kahyangan Nusa Kambana terdiri dari brekasakan bersiung dan bertaring.

“Prajurit Nusa Berambang merupakan raksasa makhluk halus yang tidak kasat mata,” cerita alumnus UGM ini tentang ihwal sejarah Pulau Nusakambangan.

Suasana di istana Watu Masigid tak jauh berbeda dengan istana kerajaan pada umumnya. Di sana ada Jin Trenggiling Wesi yang bertindak sebagai sekretaris Bethari Durga. Jin Trenggiling Wesi bermukim di daerah Majenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: