7 Mitos dan Kepercayaan Gunung Agung di Bali, Dilarang Bawa Daging Sapi dan Menekan Lutut

7 Mitos dan Kepercayaan Gunung Agung di Bali, Dilarang Bawa Daging Sapi dan Menekan Lutut

Mitos dan kepercayaan tentang Gunung Agung di Bali-Tangkapan layar youtube/Fiersa Besari-

RADAR TEGAL – Gunung Agung di Bali menyimpan mitos dan kepercayaan tertentu, khususnya bagi masyarakat setempat. Ada beberapa pantangan dan hal mistis yang dikaitkan dengan gunung tertinggi di Pulau Dewata ini.

Salah satu mitos dan kepercayaan tentang Gunung Agung di Bali ini yaitu dilarang membawa daging sapi ketika mendaki. Jika hal ini dilanggar, maka bisa saja si pendaki mengalami kesialan atau bahaya saat mendaki.

Melansir dari berbagai sumber, berikut 7 mitos dan kepercayaan tentang Gunung Agung di Karangasem Bali. Para pecinta gunung, wajib menyimak tulisan ini hingga akhir.

7 mitos dan kepercayaan tentang Gunung Agung di Bali

1) Tidak boleh membawa daging sapi dan babi

Berdasarkan keyakinan masyarakat setempat, siapapun yang ingin mendaki Gunung Agung dilarang membawa daging sapi maupun babi.

Mitos ini didasarkan dengan cerita jaman dulu, yang mana Ida Bhatara atau manifestasi Tuhan kepercayaan umat Hindu yang ada di Gunung Agung merupakan Dewa Siwa.

Dewa Siwa diketahui dalam sejarah memiliki kendaraan berupa sapi atau lembu. Selain itu, bagi masyarakat Hindu menganggap sapi merupakan hewan yang suci. Konon, jika melanggar si pendaki bisa mengalami nasib sial.

BACA JUGA : 6 Misteri Gunung di Pulau Jawa yang Melegenda sampai Sekarang, Dua Diantaranya Dibawa Langsung Dewa dari India

2) Ada sapi hitam besar tak kasat mata

Mitos dan kepercayaan tentang Gunung Agung di Bali berikutnya ini konon hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki spiritual tinggi. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa pendaki dilarang membawa daging sapi saat naik ke gunung.

3) Tidak boleh menggunakan atau membawa emas

Mitos berikutnya tentang Gunung Agung selain tidak boleh membawa daging sapi, yaitu juga tidak boleh membawa atau menggunakan emas. Hal ini termasuk perhiasan maupun peralatan berbahan emas.

Konon, orang yang membawa emas nantinya bisa bernasib sial. Entah itu tiba-tiba ada angin kencang , terpeleset, hingga kehilangan nyawa. Sebab, gunung dalam niskala (hal tidak terlihat) merupakan sebuah emas.

Sumber: