Habib Luthfi Marah Merah Putih Robek Dipasang di Rumah Mewah, Dandim dan Danramil Langsung ke Pekalongan

Habib Luthfi Marah Merah Putih Robek Dipasang di Rumah Mewah, Dandim dan Danramil Langsung ke Pekalongan

Habib Luthfi bin Yahya--

RADAR TEGAL - Ulama kharismatik yang juga salah seorang anggota Wantimpres, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pernah mengaku sangat sedih dan marah. Yaitu ketika melihat bendera merah putih lusuh masih terpasang dan dikibarkan.

Ironisnya bendera yang sudah tampak lusuh dan kotor tersebut, justru terpasang di depan rumah mewah di Jakarta. Pengasuh Pengajian Kanzus Shalawat itu melihatnya saat melintas hendak kembali pulang ke Pekalongan.

Kemarahan Habib Luthfi memuncak setelah beberapa hari di Pekalongan, dan kembali ke Jakarta ternyata bendera itu masih terpasang dan sudah robek. Ulama yang dikenal mempunyai jamaah sangat banyak itu pun sangat marah.

Dia pun langsung menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtibmas di wilayah tersebut, dan memintanya segera mengganti dan memperbaiki benderanya. Kejadian itu pernah diceritakannya saat ditemui di kediaman salah seorang pengusaha di Kabupaten Tegal, Selasa 20 Desember 2022 lalu. 

"Saya sangat sedih dan marah sekali ketika melihat bendera merah putih rusak, apalagi sampai sobek," kata Habib Luthfi.

Langsung diturunkan anggota TNI/Polri

Menurut Habib, tak lama kemudian sejumlah anggota TNI dan Polri pun langsung menuju ke lokasi dan mengamankan bendera tersebut. Bahkan tak lama berselang Dandim dan Danramilnya datang ke Pekalongan bersama pemilik rumahnya.

"Mereka meminta maaf dan tidak akan mengulangi lagi," beber Habib Luthfi.

Ditegaskan pula, bendera merah putih bukan hanya sekadar warna dari bendera Indonesia. Tetapi memiliki makna yang tinggi bagi kebanggaan dan kewibawaan bangsa, sehingga wajib hukumnya untuk dihormati.

"Kalau tidak mau hormat pada Bendera Merah Putih, silakan enyah dari Indonesia,” tegas Habib Lutfi lagi.

Dalam setiap kesempatan, Habib Lutfi selalu menekankan petingnya semangat nasionalisme pada masyarakat dan umat Islam. Kenyataannya, ada di antara masyarakat yang ternyata masih terpengaruh ajara lain, seperti menolak upacara Agustusan karena dilarang menghormat bendera.

Fanatisme terhadap Indonesia, beber Habib Luthfi, mutlak dimiliki oleh segenap masyarakat dan  umat Islam di Indonesia. "Jangan hanya janji yang diucapkan tetapi buktikan, kalau jiwa dan raga kita rela dikorbankan untuk Indonesia."

Menurutnya, sangat aneh kalau hormat bendera merah putih dikatakan musyrik atau syirik. Habib justru menegaskan mereka tidak mengerti makna musyrik dan syirik, sehingga perlu memperdalam lagi belajar ilu agamanya. 

Sejarah merah putih sebagai bendera negara Indonesia memiliki asal-usul yang cukup menarik. Asal-usul bendera disebut telah ada sejak ratusan tahun lalu, dan kali pertama ditemukan pada Prasasti Gunung Butak peninggalan Kerajaan Majapahit sekitar 1294 M.

Sumber: