3 Mitos Dewi Kili Suci, Konon Putri Airlangga yang Jadi Pertapa, Benarkah?
--jatim.inews.id
RADAR TEGAL - Di abad ke-11, tanah Jawa dilanda perang saudara akibat keputusan seorang putri mahkota yang melepas tahta demi menjadi pertapa. Dari peristiwa itu, lahirlah mitos sosok Dewi Kili Suci.
Masyarakat Jawa Kuno percaya dengan keberadaan tokoh agung Dewi Kili Suci sebagai penolong raja-raja Kadhiri. Mereka percaya bahwa Goa Selomangleng, di Kediri, Jawa Timur, sebagai tempat bertapanya.
BACA JUGA:Mitos Goa Hawang di Maluku, Ada Batu Seorang Pemburu dan Anjing yang Dulunya Dikutuk Penunggu Goa?
Ada orang berpendapat bahwa Dewi Kili Suci adalah putri dari Airlangga yang menolak tahtanya untuk bertapa. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa ia sosok fiktif karena kurangnya bukti historis yang primer.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal beberapa mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 3 mitos Dewi Kili Suci yang diduga putri sulung dari Airlangga.
BACA JUGA:Konon Jabatan Lengser, Inilah 5 Misteri Kota Kediri Pantangan bagi Presiden
3 Mitos Dewi Kili Suci
1. Awalnya putri mahkota yang bertapa
Setelah melewati berbagai peperangan, Maharaja Airlangga berhasil menegakkan supremasinya atas Jawa. Di usia senja, ia memutuskan untuk turun tahta dan pergi bertapa.
Gelarnya sebagai pertapa tercantum dalam Prasasti Gandhakuti (1042 M), yakni Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Buwana. Namun, setahun kemudian, terbit Prasasti Pasar Legi (1043 M) yang menyebut Airlangga kembali menjadi raja.
Rupanya, sepeninggal dirinya, kerajaan menjadi kacau sehingga ia harus turun tangan. Menurut tradisi masyarakat, putri sulung Airlangga, yakni Dewi Sanggramawijaya Tunggadewi, tidak berminat pada tahta dan memilih menjadi pertapa.
BACA JUGA:Se-Epic Doctor Strange, Inilah 6 Tokoh Sakti Mitos Jawa bagai Penyihir
Imbasnya, dua putra Airlangga saling berebut tahta dalam perang saudara. Prasasti Wurare (1289 M) menceritakan bahwa Airlangga meminta Mpu Bharada membagi kerajaannya menjadi dua, yakni Jenggala dan Kadhiri serta menyegel batas-batasnya dengan kekuatan magis.
Sayangnya, hal tersebut masih gagal mencegah perang saudara di masa mendatang. Sementara itu, putri Sanggramawijaya Tunggadewi tetap bersikukuh menjadi pertapa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube asisi channel