7 Pamali Jawa yang Masih Diyakini hingga Sekarang, Nomor 6 Jangan Lakukan!

7 Pamali Jawa yang Masih Diyakini hingga Sekarang, Nomor 6 Jangan Lakukan!

image | edit by photoshop | dvn--

RADAR TEGAL - Budaya Jawa adalah salah satu budaya yang paling kaya dan beragam di Indonesia. Masyarakat Jawa memiliki banyak sekali tradisi dan kepercayaan yang sudah diwariskan turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Salah satu tradisi yang masih banyak diyakini oleh masyarakat Jawa adalah pamali. Pamali adalah larangan-larangan yang dipercaya dapat membawa kesialan jika dilanggar.

Berikut adalah 7 pamali Jawa yang masih banyak diyakini hingga sekarang:

  1. Menyapu di malam hari

Menurut kepercayaan Jawa, menyapu di malam hari dapat menghilangkan keberuntungan. Hal ini karena malam hari dianggap sebagai waktunya para makhluk halus berkeliaran.

Jika menyapu di malam hari, maka makhluk halus tersebut akan ikut terbawa oleh sapu dan masuk ke dalam rumah.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti penyakit, kesialan, dan bahkan kematian.

 

  1. Berjalan di bawah tangga

Berjalan di bawah tangga juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Hal ini karena tangga dianggap sebagai simbol penghubung antara dunia atas dan dunia bawah.

Jika berjalan di bawah tangga, maka orang tersebut dianggap mengganggu jalannya penghubung tersebut.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti kesialan, sakit, dan bahkan kematian.

 

  1. Membuang nasi

Membuang nasi juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Nasi adalah makanan pokok bagi masyarakat Jawa dan dianggap sebagai sesuatu yang suci.

Jika membuang nasi, maka orang tersebut dianggap tidak menghargai makanan dan tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti kemiskinan, kelaparan, dan bahkan kematian.

 

  1. Memotong kuku di malam hari

Memotong kuku di malam hari juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Hal ini karena malam hari dianggap sebagai waktunya para makhluk halus berkeliaran.

Jika memotong kuku di malam hari, maka makhluk halus tersebut akan ikut terbawa oleh kuku dan masuk ke dalam rumah.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti penyakit, kesialan, dan bahkan kematian.

 

  1. Menangis di malam hari

Menangis di malam hari juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Hal ini karena malam hari dianggap sebagai waktunya para makhluk halus berkeliaran.

Jika menangis di malam hari, maka makhluk halus tersebut akan ikut mendengar tangisan dan akan mengganggu orang yang menangis.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti penyakit, kesialan, dan bahkan kematian.

 

  1. Bercermin di malam hari

Bercermin di malam hari juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Hal ini karena malam hari dianggap sebagai waktunya para makhluk halus berkeliaran.

Jika bercermin di malam hari, maka orang tersebut dapat melihat makhluk halus tersebut di dalam cermin.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti penyakit, kesialan, dan bahkan kematian.

 

  1. Menangis di depan kaca

Menangis di depan kaca juga dianggap sebagai pamali dalam budaya Jawa. Hal ini karena kaca dianggap sebagai benda yang dapat menyerap energi negatif.

Jika menangis di depan kaca, maka energi negatif tersebut akan terserap oleh kaca dan akan masuk ke dalam tubuh orang yang menangis.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah, seperti penyakit, kesialan, dan bahkan kematian.

BACA JUGA: Mitos Tidak Boleh Membangun Rumah Menghadap ke Timur, Apa yang Akan Terjadi?

 

Itulah 7 pamali Jawa yang masih banyak diyakini hingga sekarang. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kebenaran dari pamali-pamali tersebut, namun masyarakat Jawa masih tetap percaya dengan pamali-pamali tersebut.

Hal ini karena pamali-pamali tersebut sudah diwariskan turun-temurun dari nenek moyang mereka dan dianggap sebagai bagian dari budaya Jawa.***

Sumber: