Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Tamat: Goresan Tongkat Siddhimantra Timbulkan Gempa dan Tsunami

Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Tamat: Goresan Tongkat Siddhimantra Timbulkan Gempa dan Tsunami

Dengan tongkat dan kesaktiannya Danghyang Siddhimantra memisahkan Pulau Jawa dan Bali.-Tangkapan Layar-Youtube / Gromore Studio Series

RADAR TEGAL - Masih penasaran dengan kelanjutan cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali? Jika ya, simak artikel berikut. Ini merupakan bagian akhir atau tamat yang sangat menarik untuk diketahui.

Karena di bagian akhir ini akan diceritakan bagaimana Mpu Bekug atau Danghyang Siddhimantra memisahkan atau memutuskan Pulau Jawa dan Bali.

Tanpa panjang lebar lagi, yuk simak bagian terakhir cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali berikut:

Sebelumnya, pada akhir cerita bagian keenam diceritakan bahwa Sang Bang Manik ANgkeran hidup kembali seperti semula. Dan ketika sadar, Sang Bang Manik Angkeran cepat lari dari tempat itu, yang kemudian (sekarang) bernama Pura Bangun Sakti.

Tapi, Mpu Bekung segera mengikuti Ida Sang Bang Manik Angkeran dan kemudian memegangnya.

Lalu Mpu Bekung mengajak Sang Bang Manik Angkeran menghadap Ida Sanghyang Nagaraja Besukih. Sesuai perjanjian, Ida Sang Bang Manik Angkeran dihaturkan kepada Nagaraja untuk mengabdi di Besukih sampai kelak di kemudian hari.

BACA JUGA:Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 6: Nagaraja Hidupkan Kembali Sang Bang Manik Angkeran

Atas peristiwa dihidupkannya kembali Sang Bang Manik Angeran dan disambungnya ekor Nagaraja Besukih, anatra Mpu Bekung dan Nagaraja Besukih sama-sama bahagia.

Mpu Bekung kemudian menghaturkan sembah terimakasih kepada Sanghyang Nagaraja Basukih. 

“Duh, Mpu Bekung, memang demikian saktinya anda ini. Maka pantas anda jika bergelar Siddhimantra karena sangat sakti dan makbulnya japa mantra anda," kata Nagaraja Besukih kepada Mpu Bekung. 

"Sejak sekarang, nama anda tidak lagi Mpu Bekung, namun Danghyang Siddhimantra, sang pandita. Silakan, pulanglah sahabat karibku, semoga dirgahayu, panjang usia anda,” tambah Sanghyang Nagaraja Besukih yang kemudian terbang menuju Surga Loka. 

Sejak saat itu Ida Mpu Bekung bergelar Danghyang Siddhimantra. Sebelum Danghyang Siddhimantra kembali ke Griya Daha di Jawa, dia memberikan petuah kepada putranya Ida Sang Bang Manik Angkeran.

”Uduh mas juwita permata hati ayah, engkau anakku Manik Angkeran. Ananda akan ayah tinggal sekarang. Sebab Ayahanda akan kembali ke Jawa. l Dewa akan ayahanda haturkan kepada Ida Sanghyang Basukih, sesuai dengan janji ayah kepada Ida Bhatara."

BACA JUGA:Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 5: Sang Bang Manik Angkeran Hancur Jadi Debu

Sumber: