Sempat Sentuh Angka 28 Persen, Kasus Stunting Kabupaten Tegal Kini Sudah 22,3 Persen

 Sempat Sentuh Angka 28 Persen, Kasus Stunting Kabupaten Tegal Kini Sudah 22,3 Persen

--

RADAR TEGAL - Kasus stunting tengah menjadi isu kesehatan nasional yang banyak dibicarakan saat ini. Di daerah, kasus stunting Kabupaten Tegal sempat menyentuh angka 28 persen.

Hal ini terjadi saat pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada melonjaknya kasus stunting di Kabupaten Tegal. Untuk menurunkannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal melakukan berbagai cara.

Hal tersebut membuat kasus stunting Kabupaten Tegal mulai berkurang. Pada tahun 2022, angkanya berkurang 5,7 persen poin menjadi 22,3 persen.

“Tahun ini kita menargetkan angka penurunannya di atas lima persen, sampai nanti di akhir tahun 2024, prevalensi stunting kita bisa di bawah 14 persen sebagaimana target nasional,” ungkap Bupati Tegal Umi Azizah dalam rilis yang diterima Radartegal.disway.id pada Senin 7 Agustus 2023.

BACA JUGA:Akhir Tahun 2024, Bupati Tegal Targetkan Stunting Turun Hingga di Bawah 14 Persen

Selain mendata balita stunting dan mengintervensinya melalui pemberian makanan tambahan selama 30 hari berturut-turut, pihaknya juga berupaya mencegah lahirnya bayi stunting melalui intervensi gizi sensitif.

Salah satunya dengan mencegah perkawinan dini, mencegah anemia pada remaja putri dan calon ibu, serta mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil.

Pemerintah Kabupaten Tegal terus berupaya dalam mempercepat penurunan kasus balita stunting. Melalui program donasi Rames Saceting atau rame-rame sakabehane ASN cegah stunting ini, bahan makanan tambahan seperti susu dan telur dibagikan ke keluarga balita stunting. Pembagiannya di Kantor Kecamatan Margasari, Jumat 7 Juli 2023.

Pembagian makanan tambahan yang dibeli dari sumbangan ASN Pemkab Tegal ini difasilitasi oleh tim percepatan penurunan stunting (TPPS) kecamatan. Menurut Bupati Tegal Umi Azizah, jenis makanan yang dibeli berupa telur, susu dan ikan laut berfungsi untuk menambah kebutuhan gizi balita stunting. Mengembalikan kondisi anak pada kondisi idelnya.

Selanjutnya, bahan pangan yang telah dibeli tesebut akan diolah oleh kader posyandu untuk kemudian dibagikan ke ibu hamil dan balita yang terindikasi stunting di semua wilayah kecamatan.

Untuk wilayah pelayanan Puskesmas Margasari sendiri terdapat 192 bayi di bawah usia dua tahun (baduta) dan 32 ibu hamil sebagai sasaran program. Sedangkan di puskesmas pembantu ada tambahan 125 baduta dan 37 ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi stunting.

Sementara itu, Camat Margasari Barik Muharman menggungkapkan jika inisiasi program Rames Saceting ini berasal dari Bupati Tegal. Implementasi program ini, menurutnya cukup efektif menyasar balita stunting melalui intervensi gizi spesifiknya.

“Intervensi berupa pemberian makanan tambahan seperti susu dan telur yang diberikan terus-menerus selama satu bulan diyakini akan mengembalikan baduta stunting pada kondisi normalnya,” kata Barik.

BACA JUGA:Bupati dan Walikota se-Jateng Deklarasi Anti Korupsi

Ucapan terima kasih juga dia sampaikan kepada PT Charoen Pokphand yang juga ikut serta mendukung aksi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tegal dengan menyumbangkan 10.000 butir telur.

“Kami terus mendukung berbagai berupaya untuk menurunkan kasus stunting ini. Tentunya dengan memperkuat kerja sama dengan lebih banyak pihak seperti kader posyandu, organisasi kemasyarakatan hingga pelaku usaha peduli. Mari, sama-sama kita sukseskan program ini demi terciptanya generasi penerus yang sehat,” pungkasnya. ***

Sumber: