Sejarah Gudeg Jogja, Sejak Awal Kerajaan Mataram Hingga Masa 1970-an

Sejarah Gudeg Jogja, Sejak Awal Kerajaan Mataram Hingga Masa 1970-an

Makanan Khas Jogja | Gudeg--

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Seperti yang Anda ketahui bahwa Gudeg merupakan salah satu kuliner khas Jogja. Makanan yang satu ini ternyata memiliki sejarah yang panjang, lho. Berikut sejarah Gudeg Jogja.

Tahukah Anda, ternyata Gudeg sudah terkenal sejak zaman kolonial Belanda, lho.

Namun,  apabila ditelusuri, sejarah Gudeg merentang hingga abad ke-19 pada masa Serat Centhini dituliskan hingga abad ke-14 pada masa awal Kerajaan Mataram.

Mengutip dari buku Kuliner Jawa dalam Serat Centhini dan  Jurnal Sejarah dan Budaya. Berikut penjelasan mengenai sejarag Gudeg Jogja yang perlu Anda ketahui.

BACA JUGA: Hobi Kulineran? Berikut 5 Daftar Wisata Kuliner Jogja Paling Populer dan Murah

Sejarah Gudeg Jogja

1.      Pada Masa Awal Kerajaan Mataram

Diketahui, sejarah gudeg berhubungan dengan pembangunan Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram sendiri, dibangun pada tahun 1500-an yang berada di wilayah yang mempunyai banyak pohon nangka yang buahnya sangat melimpah.

Alhasil, raykat Mataram pada saat itu pun mulai mencari cara bagaimana membuat masakan yang berbahan dasar nangka khususnya gori atau nangka muda.

Hal ini lantaran, nangka tidak termasuk dalam kategori hasil pertanian yang diincar oleh penjajah karena nilai jualnya yang rendah.

Hingga singkat cerita, telah ditemukan cara mengolah gori menjadi masakan yang enak  yakni dengan direbus cukup lama hingga teksturnya lembut, lalu diberi bumbu rempah sederhana dengan dicampur menggunakan kelapa.

Pada Jurnal Peneliti dari Universitas Bunda Mulia, diketahui masakan ini diberi nama ‘limbah nangka’ yang merupakan makanan rakyat biasa seperti prajurit dan buruh.

Karena dimasak dalam porsi yang cukup besar untuk orang banyak. Maka, wadah yang digunakan pun ember besar dari logam dan diaduk menggunakan alat yang menyerupai dayung perahu.

Adapun Teknik mengaduk ini dalam Bahasa Jawa disebut dengan hanngudek atau hangudeg, nah dari sinilah nama gude tersebut berasal dan hingga kini sudah terkenal luas.

2.      Gudeg dalam Serat Centhini

Diketahui, Gudeg trmasuk salah satu masakan tradisional yang disebut dalam Serat Centhini. Serat Centhini sendiri ditulis oada tahun 1814 – 1823 atas perintah Adipati Anom Amangkunegar III yang kemudian menjadi Raja Keraton Kasunanan Surakarta dengan gelar Sunan Pakubuwono V.

Serat Centhini terdiri dari 12 jilid yang terkenal sebagai Ensiklopeedia Kebudayaan Jawa.

Hal ini karena, Serat ini disusun oleh tiga tenaga ahli dari  Keraton Solo yang meliputi berbagai pengetahuan mulai dari sejarah, geografi, arsitektur, ilmu agama, seni, seksologi, kuliner, dan masih banyak lagi.

Adapun Gudeg nangka terdiri dari beragam bumbu yakni daun salam, daun jeruk, lengkuas, gula jawa, santan, kemiri, ketumbar, jintan, terasi, dan garam.

Selain itu, dalam Serat Centhini juga disebutkan bahwa Gudeg Nangka tersebut disajikan di wilayah Mataram (Jogja), Wanagiri (Wonogiri), Tembayat (Bayat, Klaten).

BACA JUGA: Ini 8 Kuliner Khas Yogyakarta: Menyelami Kelezatan Makanan dan Minuman Khas yang Menggugah Selera

3.      Pada Masa 1970-an

Gudeg berkembang menjaddi makanan yang populer beriringan dengan perkembangan Jogja sebagai kota wisata pada kurun waktu 1970 hingga 1980-an.

Masyarakat sekitar pun mulai berjualan gudeg sebagai mata pencaharian baru di Jalan Wijilan.

Hingga lambat laun, gudeg pun menjadi sangat populer. Jadi, pada saat itu, Gudeg tidak hanya disajikan pada warung kaki lima namun juga telah menadi menu istimewa di hotel dan restoran hingga saat ini.

Gudeg pada zaman sekarang pun diemas dengan lebih modern yakni menggunakan kaleng supaya tahan lama untuk menjadi oleh-oleh khas Jogja.

Demikian ulasan mengenai sejarah Gudeg Jogja. Semoga bermanfaat.***

Sumber: