Terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera Dipercaya karena Perang Saudara, Selain Letusan Dahsyat Krakatau Purba

Terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera Dipercaya karena Perang Saudara, Selain Letusan Dahsyat Krakatau Purba

Selat Sunda merupakan pemisah antara dua pulau yang menjadi daerah awal legenda dan mitos terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera. --

RADAR TEGAL - Keberadaan Pulau Jawa dan Sumatera sebenarnya dipercaya masyarakat dan para ahli, sebagai daratan yang awalnya tak terpisahkan. Ada dua versi sejarah yang berkembang tentang terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera.

Terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera terjadi akibat letusan Gunung Krakatau dan gerakan lempeng bumi. Mengacu pada Pustaka Raja Purwa yang ditulis pujangga besar Jawa, Ronggowarsito pada tahun 1869, letusan Gunung Krakatau itu terjadi pada tahun 416 Masehi.

Namun di kalangan masyarakat kedua pulau, juga berkembang mitos bahwa terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera bukan hanya sekadar akibat letusan Gunung Krakatau Purba. Tetapi akibat terjadinya perang saudara yang memperebutkan daerah perbatasan yang mengandung emmas.

Pulau Jawa dan Sumatera sendiri dipisahkan oleh Selat Sunda, yang juga menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Dalam legenda terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera ini, terbentuknya Selat Sunda juga mengawali cerita terbentuknya Gunung Krakatau.

Wilayah kekuasaan seorang raja

Masyarakat percaya bahwa Selat Sunda terbentuk berkat kekuasaan seorang raja yang berkuasa atas tanah Jawa dan Sumatera yang kala itu merupakan satu daratan, yakni Prabu Rakata. Prabu Rakata terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana.

BACA JUGA:Mitos Pulau Jawa Akan Terbelah Dua Jika Gunung Slamet Meletus, Begini Kata Ramalan Jayabaya

Prabu Rakata mempunyai dua orang putera, yang bernama Raden Sundana dan Raden Tapabaruna. Di usianya yang telah senja, Prabu Rakata (dikenal juga dengan nama Krakatau) berniat untuk membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua bagian.

Yakni wilayah barat yang kini menjadi Pulau Sumatera dan wilayah Timur yang kini menjadi Pulau Jawa. Tidak hanya karena usianya, alasan lain Prabu Rakata juga ingin segera lengser sebagai raja untuk lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Kedua alasan itulah membuat Prabu Rakata, semakin kuat tekadnya untuk menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada kedua putranya. Tiba di hari yang telah ditentukan, Prabu Rakata lalu menyerahkan wilayah barat kepada Raden Tapabaruna dan wilayah timur kepada Raden Sundana.

Prabu Rakata melakukan pembagian kedua wilayah tersebut dengan sangat adil, karena tak ingin kedua putranya berselisih pascapembagian. Kedua putra Prabu Rakata pun menerima dengan baik keputusan ayahandanya yang diyakni menjadi asal usul terbelahnya Pulau Jawa dan Sumatera.

Pergi dari kerajaan untuk menyepi

Usai membagi adil wilayah kekuasaannya, Prabu Rakata pergi dari kerajaan dengan perasaan yang damai dan tenang menuju sebuah tempat untuk menyepi. Dalam kepergiannya itu, Prabu Rakata hanya membawa sebuah guci dari kerajaaannya.

BACA JUGA:Mitos Jawa-Bali Tak Boleh Terhubung Jembatan Terjawab, Padahal Jawa dan Madura Bisa

Sumber: