7 Fakta Unik Pasar Slumpring Desa Cempaka Tegal, Buka Hari Minggu dan Alat Transaksi pakai Kirat Bambu

7  Fakta  Unik Pasar Slumpring  Desa Cempaka Tegal,  Buka Hari Minggu dan Alat Transaksi pakai Kirat Bambu

Pintu gerbang pasar slumpring Cempaka Tegal -Instagram@pasarslumpring-

RADARTEGAL.DISWAY.ID-Nama Pasar Slumpring yang  terletak di Desa wisata Cempaka Tegal berasal dari kata pring atau bambu dalam bahasa Jawa.  Pasar tradisional yang   digagas  oleh Pokdarwis Desa wisata Cempaka Tegal pada dasarnya  merupakan konsep pasar tempo dulu

Atau  dengan kata lain pasar yang produknya menjajakan makanan minuman pada zaman  dulu. Zaman dulu dalam hal  ini baik makanan minuman, alat transaksi iratan bambu, serta lokasi pasar di kebun bambu.

Sampai pembungkus  makanan  menggunakan daun pisang  dan penjual pun memakai pakaian lurik  tempo dulu.  Itulah  beberapa  fakta  unik Pasar Slumpring  Desa Cempaka Tegal sebaga

Kesemuanya dapat  dilihat langsung di  pasar Slumpring Desa Cempaka Tegal bertujuan meningkatkan taraf ekonomi masyarkat  melalui kegiatan pariwisata.

  1. Pasar Pasar Slumpring Berdiri  Di Area Kebun Bambu

Lokasi pasar Slumpring masih satu tempat   dengan wahana kolam pemandingan Tuk Mudal Desa Cempaka Tegal. Tepatnya di kawasan kebun bambu yang sebelumnya pepohonan bambu begitu rimbun oleh masyarakat dianggap  kebun biasa.

Daya tarik perkebunan bambu yang khas kemudian oleh pihak Pokdarwis dikembangkan menjadi pasar tradisional tahun 2017  dengan nama Pasar Slumpring Cempaka. Atau dalam arti pasar ini mengusung konsep wisata alam dan wisata kuliner tradisional.

Pasar Slrumping Cempaka  dalam proses pembangunannya memanfaatkan kebun kosong sekelilingnya  banyak ditumbuhi rimbunan pepohonan bambu. Semula pembangunan pasar  ini membentuk wilayah konservasi dan meningkatkan taraf hidup  masyakat.

  1. Suasana Pasar Khas  Nuansa Pedesaan

Fakta unik  Pasar Slumpring  Desa Cempaka Tegal  di Kecamatan Bumijaya masih  kental nuansa  pedesaan. Rimbunan pepohonan bambu yang begitu  banyak tersebar dibeberapa titik membuat suasana  sejuk dan segar kemudian menjadi  ciri khas Pasar Slumpring  

  1. Alat  Tukar Transaksi Pakai Koin Kirat Bambu

Sesuai konsep namanya pasar tradisional tempo dulu  kemudian alat transaksipun juga  unik terbuat dari kepingan bambu dibentuk sedemikian rupa bernama  Kirat  bambu.  Memiliki ukuran 6X2,5 sentimeter dengan tebal 5 milimeter  yang satu Kirat  bernilai Rp 2.500.

Karena konsep pasar tempo dulu terlebih  dahulu menukar pada tempat telah ditentukan. Meski demikian pengelola menyediakan alat pembayaran non tunai melalui uang elektronik.  OVO, GoPay, LinkAja dan pembayaran nontunai lainnya

  1. Pedagang 100 Persen Warga  Desa Cempaka

Fakta unik Pasar  Slrumping  Cempaka  tidak kalah menarik pedagang yang perjualan juga tidak semua bisa berdagang di Pasar Slumpring. Mereka bisa menjual berbagai aneka kuliner makanan minuman dengan syarat harus warga  asli Desa Cempaka.

Kemudian pedagang wajib menyetujui semua peraturan yang dibuat  oleh  Pokdarwis dan mendatangani perjanjian di atas materai. Pemberdayaan warga setempat di Pasar Slrumpng meningkatkan kesejahteraan warga.

Pada saat  pembukaan hanya 12 pedagang seiring  berjalannya waktu sekarang  kurang lebih 50 pedagang yang  semuanya  warga  lokal. Sementarra warga luar  boleh  berjuala di dekat  area pakir  lantaran pasar Slumpring memperdayakan  dan menghidupkan UMKM warga.

Begitu ramai dan laris berjualan di  pasar ini  tiap minggu menghasilkan pendapatan sebesar tiga puluh juta  rata-rata tiap minggunya. Bagaimana tidak  pedagang serabi saja bisa  mendapat pendapat sampai  Rp 600 ribu dalam setengah harri berjualan.

Belum pedagang lainnya berjumlah 50 orang sudah pasti  perolehan pendapatan lebih  banyak lagi dalam sehari. Hal ini tentu memberi pengaruh pada ekonomi  keluarga kemudian sejak  adanya obyek wisata lain dan Pasar  Slrumping pemuda  desa  makin giat membangun kampung halaman. Tidak lagi merantau ke luarkota  mencari  nafkah dan kini kembali ke  desa.

  1. Buka Hanya Hari Minggu 

Pasar Slumpring yang menawarkan  pasar tempo dulu  tidak buka setiap  hari dan hanya  buka  menjual  aneka  kuliner pada hari Minggu. Buka dari jam 07.00 pagi sampai 12.00  siang dengan alas pasar dari tanah lantaran lokasi pasar di  perkebunan bambu.

Sementara bilik maupun meja untuk menjajakan dagangan terbuat  dari  bambu. Sedangkan semua makanan  tidak  boleh menggunakan plastik hanya  boleh memakai daun pisang, kecuai minuman

Bilik dan meja pedagang dari bambu. Semua makanan tak boleh menggunakan bungkus berbahan plastik. Semua menggunakan daun pisang. Kecuali untuk minuman. Kuaitas makanan serta  minuman tidak  perlu diragukan aman, karena tanpa bahan kimia .

Seperti  ketela,jagung, dan lainnya proses pembuatan memakai  bahan alami.  Atau  mencoba makanan khas Desa Cempaka  bernaa  Sukit, yaitu sejenis  makanan terbuat dari tepung  beras kemudian dinikmati  dengan gula jawa cair

  1. Pakai  Seragam Pakaian Lurik

Sesuai konsep pasar tradisional tempo dulu pihak  Pordarwis Cempaka  menerapkan pedagang wajib memakai pakaian khas  Jawa. Pedagang pria  berpakaian lurik dengan memakai ikat kepala, sedangkan pedagang wanita  mengenakan kebaya  dan jarik.

Sembari menikmati  jajanan pasar dan makanan kuliner lainnya akan dihibur olleh  penari  dan live  musik. Tarian maupun tembang-tembang Jawa  juga tidak ketinggalan sajian dari  pemuda-pemudi Desa  wisata Cempaka Tegal.

  1. Pakai Dana Desa

Pasar Slrumping Cempaka Tegal yang berkembang seperti  sekarang dikelola oleh pemerintah  Desa  Cempaka. Dalam hal ini pengembangan semuanya  menggunakan dana desa secara  bertahap tanpa bantuan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Tegal.

Sementara biaya  opersional  Pasar  Slrumping  Cempaka  diambil dari penjualan koin bambu dan  retribusi parkir. Demikian  tadi pembahasan singkat  mengenai fakta unik Pasar Slrumping Cempaka Tegal yang khas dan unik. Ciri khas yang berbeda  dan tidak biasa  seperti alat transaksi menggunakan kirat bambu,  buka  hanya  hari Minggu  yang dapat menginspirasi.*

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: