Perkembangan Batik Tegal dari Abad ke-19 hingga Sekarang, dari Raja Amangkurat 1 sampai RA Kardinah

Perkembangan Batik Tegal dari Abad ke-19 hingga Sekarang, dari Raja Amangkurat 1 sampai RA Kardinah

Ilustrasi: Membatik--

RADAR TEGAL - Perkembangan Batik TegalTegal, sebuah Kabupaten di Jawa Tengah, dikenal dengan julukan "Bahari" karena kebersihan, keamanan, kehijauan, keasrian, kerapihan, dan keindahannya.

Ibukota kabupaten ini adalah Slawi. Selain terkenal dengan teh nya dan tahu aci, Kabupaten Tegal juga memiliki kekhasan berupa berbagai motif batik yang unik.

Berikut radartegal.disway.id mengutip dari disporapar.tegalkab.go.id untuk mengetahui sejarah perkembangan batik asal Tegal ini.

Sejarah batik  Tegal

Sejarah Batik Tegal dari Raja Amangkurat I hingga RA Kardinah dimulai pada akhir abad ke-19 ketika Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) pertama kali memperkenalkannya.

Saat itu, Raja Amangkurat I berada di Pantai Utara bersama pengikutnya dan dia berbagi pengetahuan serta keterampilan membatik kepada anak cucunya. Ilmunya ini kemudian menyebar luas ke masyarakat.

Pada masa itu, motif batik lokal didominasi oleh warna hijau dan kecokelatan. Pada tahun 1908, istri Bupati Tegal, RM Adipati Ario Reksonegoro, RA Kardinah, berperan penting dalam memperkenalkan batik dengan mendirikan sekolah putri.

Di sekolah ini, para siswi diajari seni membatik dengan motif Lasem, yang ikut berperan dalam perkembangan sejarah batik di Tegal.

Ciri khas batik Tegal

Batik Tegal ini berbeda dengan batik dari kota lain. Motif dan corak batik lokal ini hanya dibuat saat hajatan seperti pernikahan dan sunatan, sebagai sumbangan yang berharga.

Masyarakat menganggap batik sebagai karya seni yang memiliki nilai yang tak terhingga. Perbedaan lainnya adalah dalam penggunaan jenis canting isen-isen.

Canting ini memiliki corong dengan diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah lain seperti Solo dan Yogyakarta yang menggunakan corong dengan diameter lebih besar.

Ragam motif batik Tegalan

Seiring berjalannya waktu, Batik lokal di Tegal terus berkembang dengan berbagai jenis dan warna, termasuk motif batik flora dan fauna.

Batik dari Kota Tegal memiliki ciri khas dengan motif fauna yang terinspirasi oleh kehidupan masyarakat pesisir pantai.

Sementara itu, Batik dari Kabupaten Tegal lebih didominasi oleh motif flora, seperti Batik Beras Mawur yang memiliki corak berupa titik-titik putih menyerupai beras tumpah yang dikombinasikan dengan beberapa bunga.

Selain itu, terdapat berbagai motif lainnya seperti Kembang Pacar, Kembang Sawo, Mahkota, Watu Pecah, Krokotan, Sidamukti, Jae Sarimpang, Alimahan, Grandilan, Glondahan, Tambangan, Kitiran atau Ndiwek, Belah Ketupat, Krikilan, Kawung Beton, Sawut Rembet, Blarakan, dan masih banyak lagi.

Motif-motif ini mencerminkan latar belakang mayoritas masyarakat Tegal yang bergerak di bidang pertanian.

Warisan lokal menembus pasar internasional

Kita berharap masyarakat ikut serta dalam melestarikan produk Batik ini sebagai bentuk cinta terhadap produk lokal. Tujuannya adalah agar batik ini dapat dikenal di pasar internasional.

Saat ini, terdapat banyak pusat industri batik yang ada di beberapa daerah di Kabupaten Tegal, seperti Kecamatan Pangkah, Dukuhsalam, Bengle, dan Desa Sindang.

Dengan adanya pusat industri ini, kita berharap warisan budaya lokal tetap hidup dan berkembang, sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Itulah informasi tentang sejarah perkembangan Batik Tegal. Temukan banyak informasi tentang sejarah Tegal lainnya, hanya di radartegal.disway.id. Semoga bermanfaat.(*)

Sumber: