Desa Ponggok, Salah Satu Desa Terkaya di Indonesia yang Punya 5 Mata Air
Wisata Umbul Ponggok di Desa Ponggok--nativeindonesia.com
Mulanya, pendapatan asli daerah ini masih 80 juta rupiah pertahun. Masih banyak rakyat yang punya masalah ekonomi, dan pengangguran juga masih ada.
Berkat tekad dan dukungan istrinya, Junaedhy akhirnya mencoba untuk mengelola potensi desa ini mulai pada tahun 2008. Sejak kecil, Junaedhy Mulyono memang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan ikan.
Ketika sudah menjadi kepala desa, ia memiliki kesempatan untuk merealisasikan hobi-hobinya. Sejak menjabat tahun 2006, ia menggagas berbagai program pembangunan desa.
Untuk mendukung program tersebut, ia membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada tahun 2009. Melalui BUMDES, Umbul Ponggok mulai dibenahi.
Dari yang sebelumnya terlihat kumuh menjadi objek wisata pemandian modern yang disukai banyak wisatawan. Harga tiket masuk Wisata Umbul Ponggok ini sebesar 15.000 rupiah saja.
Tiap bulannya, terjual sebanyak 40.000 lembar. Pendapatan terbesar desa ini memang datang dari Wisata Umbul Ponggok.
Potensi perikanan Desa Ponggok
Tak hanya wisatanya saja, Kepala Desa Ponggok, Junaedhy Mulyono juga membenari perikanan desa, khususnya ikan nila. Budidaya ikan nila di desa ini menjadi semakin unggul ketika bekerja sama dengan Balai Benih Ikan.
Peternak ikan menjadi lebih serius dalam mengelola ikan. Akhirnya, budidaya ikan mulai berkembang pada tahun 2010.
Saat ini, tiap 1 meter kolam ikan diisi sekitar 400 ekor ikan. Dalam setiap 4 bulan sekali, bisa dihasilkan sebanyak 10 ton ikan.
BACA JUGA:6 Desa Terkaya di Indonesia, Ada yang Pendapatannya Sampai 140 Miliar Pertahun!
Maknanya, dalam sekali panen mereka bisa mendapat uang sebanyak 300 juta rupiah. Ikan-ikan ini juga menjadi ladang Usaha Kecil Menangah (UKM) milik Desa Ponggok.
Ada empat UKM yang ada di desa ini. Mereka bernama Kelompok Ikan Nila 1, 2, 3, dan 4. Masing-masing mengolah ikan nila dengan cara yang berbeda-beda.
Apabila Anda ingin berkunjung ke desa ini jika dari Semarang akan memakan waktu sekitar 3 jam. Jika dari Solo akan memakan waktu sekitar 1 jam, sedangkan dari Yogyakarta hanya memakan waktu kurang lebih setengah jam.
Demikian informasi terkait Desa Ponggok, salah satu desa terkaya di Indonesia. Kegigihan Kepala Desa dan kerja sama yang baik dengan warganya menjadi teladan untuk ditiru dalam membangun kehidupan desa yang lebih baik.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemendes pddt