Seperti Kampung Mati, Warga Kampung di Wonogiri Ini Hanya 8 KK yang Tinggal di 6 Rumah

Seperti Kampung Mati, Warga Kampung di Wonogiri Ini Hanya 8 KK yang Tinggal di 6 Rumah

Kondisi Kampung Puhbale di Desa Semin Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri.-tangkapan layar kanal youtube jejak richard-

TEGAL, radartegal.disway.id - Luasnya wilayah Tanah Air membuat banyaknya daerah-daerah yang unik dan lain dari pada yang lainnya. Satu di antaranya adalah kampung di tengah hutan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.  

Karena berada di tengah-tengah hutan itulah, kampung ini berada di daerah terpencil dan jauh dari pusat kota. Bahkan untuk menuju ke kampung tersebut, butuh tenaga dan adrenalin ekstra.

Selain terpencil di tengah hutan dan atas perbukitan, akses menuju ke kampung tersebut sangat sulit dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mencapainya. Selain jalannya yang turun naik, juga sisi kanan kirinya adalah jurang. 

Kampung tersebut adalah Kampung Puhbale Desa Semin Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kampung ini banyak yang menyebutnya sebagai kampung mati, karena hanya ditinggali 8 kepala keluarga (KK).

Kampung mati di tengah hutan

Akses menuju ke Kampung Puhbale harus melewati kawasan hutan yang rimbun dan amasih perawan. Tidak hanya itu, jalur jalan yang ada hanyalah jalan setapak yang cuma bisa dilalui dengan berjalan kaki.

Untk mencapai perkampungan warga, kita harus ekstra hati-hati karena di kanan kiri sepanjang jalan setapak terdapat jurang yang cukup dalam dan terjal. Melansir kanal YouTube Jejak Richard, di Kampung Puhbale hanya ada  enam bangunan rumah dengan delapan kepala keluarga (KK).

Dari penuturan warganya, kampung mati ini sebenarnya dulu ramai karena banyak ditinggali warga. Nah, seiring berjalannya waktu, warga kampung yang muda-muda mulai merantau dan meninggalkan kampungnya.

Tetapi setelah merantau, mereka enggan kembali lagi ke desanya itu. Sehingga hanya tersisa orang-orang tua saja yang memilih bertahan di Kampung Puhbale.

Mulai ditinggalkan generasi muda

Karena jumlah warganya semakin berkurang, lambat laun kondisi kampung pun menjadi sepi. Tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai kampung mati, karena selain berwarga sedikit juga letaknya yang sangat terpencil di tengah hutan dan perbukitan.

Meski begitu, generasi-generasi tua yang tersisa di Kampung Puhbale itu memilih bertahan mendiaminya dan tidak mau meninggalkan tanah leleuhurnya tersebut. Untuk bertahan hidup, warganya bekerja sebagai petani dan beternak.

Namun, warga Kampung Puhbale enggan menanam ubi-ubian, karena takut habis dimakan monyet-monyet hutan yang masih liar. Sedangkan hewan ternak yang banyak dipelihara adalah sapi.

Kendati banyak yang menyebutnya sebagai kampun mati, Kampung Puhbale yang terletak di tengah-tengah hutan dan perbukitan sangat asri. Apalagi wilayahnya memilki pemandangan yang sangat indah, karena diapit gunung-gunung tinggi yang masih perawan.

Sumber: