800 Jiwa Warga Wadas Gumantung Brebes Sulit Keluar Wilayah, Jembatan Putus Sejak 2017 Belum Ditangani

800 Jiwa Warga Wadas Gumantung Brebes Sulit Keluar Wilayah, Jembatan Putus Sejak 2017 Belum Ditangani

Warga terpaksa menyeberang sungai karena jembatan Wadas Gumantung yang putus sejak 2017 lalu belum ditangani.-Teguh Supriyanto-

TONJONG, RADARTEGAL.COM - Jembatan Wadas Gumantung di Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, putus sejak awal tahun 2017 lalu.

Hingga kini belum ada tanda-tanda penanganan terhadap jembatan tersebut. Akibatnya, lebih dari 800 jiwa yang tinggal di Dukuh Wadas Gumantung kesulitan keluar wilayah. 

Diketahui, jembatan tersebut membujur dari utara ke selatan sepanjang 108 meter dengan lebar 2,5 meter. Akibat banjir bagian jembatan sepanjang 24 meter putus.

BACA JUGA:Bazma Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Beri Bantuan 300 Paket Sembako

"Jembatan ini melintang diatas pertemuan dua sungai, yakni Sungai Glagah dan Pedes. Saat itu terjadi banjir di kedua aliran sungai, sehingga menyeret pilar jembatan dan ambruk," ungkap Husein (51), warga setempat, Senin 7 November 2022.

Menurutnya, tidak adanya alternatif lain untuk menyeberangi, memaksa warga untuk turun ke sungai jika akan menyeberang. Namun dengan meningkatnya debit air sungai menjadi kendala tersendiri bagi warga.

"Kalau sudah begitu, warga tidak ada yang berani menyeberang. Mereka harus menunggu banjir surut. Bahkan tidak jarang terpaksa bermalam di rumah kerabat atau saudaranya di utara jembatan," lanjut Husein.

BACA JUGA:Ini Syarat Kenaikan Pangkat Pengabdian Anggota Polri, Wakapolres Tegal: Tidak Serta Merta Diberikan

Warga berharap, Pemkab dapat secepatnya membantu kondisi yang dirasakan ratusan warga Wadas Gumantung. Agar mereka dapat beraktifitas tanpa harus menunggu sungai surut.

"Minimal dibuatkan jembatan darurat, ini sangat dibutuhkan oleh masyarkat," imbuhh dia.

Keluhan sama disampaikan Cahyati (30), warga Wadas Gumantung lainnya. Sebagai seorang pedagang, hampir setiap hari dirinya harus menyeberangi sungai untuk belanja di Pasar Linggapura.

BACA JUGA:HUT Dua SMP Negeri di Kramat Sama, Kok Bisa Begitu? Kepala Sekolah Bilang Begini

"Biasanya dari pasar saya bisa langsung naik ojek sampai kerumah, tapi sekarang tukang ojek tidak ada yang berani menyeberangi sungai. Terpaksa saya turun kesungai untuk menyeberang, itupun saya lakukan kalau air tidak sedang banjir," ungkapnya.

Fathuri, Kades Kutamandala membenarkan kondisi yang terjadi di wilayahnya tersebut. Menurut dia, 800 jiwa yang tinggal di Dukuh Wadas Gumantung saat ini kesulitan untuk mengakses keluar wilayahnya akibat jembatan putus.

Sumber: