Peringati Hari Santri, Bupati Tegal: HSN Bukan Semata Milik Para Santri, Tapi Milik Bangsa Indonesia

Peringati Hari Santri, Bupati Tegal: HSN Bukan Semata Milik Para Santri, Tapi Milik Bangsa Indonesia

Bupati Tegal Umi Azizah memimpin upacara dalam rangka HSN di lapangan kantor Pemda Kabupaten Tegal.-Yeri Noveli-

SLAWI, radartegal.com - Bupati Tegal Umi Azizah menyatakan, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ini bukanlah semata milik para santri.

Hari Santri juga milik bangsa Indonesia yang mencintai tanah air dan keteguhan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Hal ini ditekankan Umi saat memimpin upacara Hari Santri Nasional di lapangan kantor Pemda Kabupaten Tegal, Sabtu 22 Oktober 2022.

Umi mengisahkan, santri dalam sejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan bangsa Indonesia.

BACA JUGA:3.123 Siswa dari 247 Sekolah di Yogyakarta Ikuti Energen Champion SAC Indonesia

Termasuk saat turun ke medan laga, berperang melawan penjajah Belanda melalui “Resolusi Jihad” yang digelorakan Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, untuk mempertahankan kemerdekaan RI.

Dari sinilah kemudian pecah peristiwa heroik di tanggal 10 Nopember 1945. Itu kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan dan tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

Di era pasca kemerdekaan, santri semakin banyak berperan dalam kehidupan politik, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, disamping pula agama.

“Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian yang bermacam-macam, termasuk menjadi pemimpin negara, pemimpin pemerintahan,” tandas Umi.

BACA JUGA:Komitmen Bangun Pemerintahan Bersih, Plt Bupati Pemalang Bilang Awal Terjadinya Korupsi saat Pencoblosan

Meski demikian, sambung Umi, santri tidak lantas melupakan tugas utamanya.

Yaitu menjaga agama itu sendiri, mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. 

Sebab agama bagi santri adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

“Menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi ini. Tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia,” pesannya.

Sumber: