Ajudan Ferdy Sambo yang Lainnya Cuma Dengar Teriakan, Keterangan Putri Candrawati Paling Ditunggu

Ajudan Ferdy Sambo yang Lainnya Cuma Dengar Teriakan, Keterangan Putri Candrawati Paling Ditunggu

Ahmad Taufan Damanik--

Salah seorang ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo, Bripka Ricky, akhirnya membuat pengakuan kepada Komnas HAM terkait dugaan pelecehan seksual Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Pengakuan Bripka Ricky diungkapkannya saat menjalani pemeriksaan di Komnas HAM, Selasa (2/8).

Menurut Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, keterangan dan kesaksian salah satu ajudan Ferdy Sambo cukup penting terkait insiden Jumat berdarah di rumah dinas mantan Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy SamboUtamanya, terkait dugaan pelecehan yang dilaporkan istri Ferdy Sambo itu.

Berdasarkan keterangan Mabes Polri, hal itulah yang menjadi pemicu baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E. Sayangnya, Bripka Rikcy mengaku tidak tahu menahu soal dugaan pelecehan seksual tersebut.

“Dugaan pelecehan misalnya, itu kan Ricky dan Bharada E (Bharada Eliezer) tidak menyaksikan,” ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Selasa (2/8).

Tetapi, Ricky mengaku mendengar teriakan istri Ferdy Sambo. “Dia hanya mendengar teriakan dari ibu itu. Tidak tahu kenapa teriakan terjadi,” tambah Taufan.

Pun dengan kronologis baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E sebagaimana disebutkan polisi, dan menewaskan Brigadir J. Lagi-lagi, ujar Taufan, Ricky tidak melihat peristiwa itu secara keseluruhan.

“Ricky sendiri hanya menyaksikan sebagian. Tidak menyaksikan secara keseluruhan,” beber Ahmad Taufan lagi.

Taufan menjelaskan kesaksian dan keterangan para ajudan Ferdy Sambo itu cukup penting. Sebab, CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo yang jadi tempat kejadian perkara (TKP), ternyata rusak.

“Ini karena ada kerusakan yah atau tidak berfungsinya CCTV,” ucapnya.

“Menurut mereka, sekali lagi kami katakan masih menurut mereka. Sementara ini tidak didapatkan CCTV di rumah yang diduga TKP itu,” tekan dia.

Sementara satu-satunya rentetan baku tembak, hanya bisa didapat dari Bharada E. “Maka satu-satunya yang bisa dikumpulkan adalah keterangan misalnya soal tembak-menembak hanya dari saudara Bharada E,” lanjutnya.

Sedangkan terkait dugaan pelecehan, satu-satunya orang yang mengetahui tidak lain adalah istri Ferdy Sambo. Sayangnya, sampai saat ini Komnas HAM masih belum bisa menemui atau bahkan memintai keterangan istri Ferdy Sambo iu.

“Hanya ibu Putri yang bisa memberikan keterangan, itu pun kami belum ketemu dia,” ungkap dia.

Salah satu alasannya adalah, lantaran kondisi psikologis yang bersangkutan. “Karena masa psikologis dengan LPSK juga belum menyelesaikan prosedurnya,” jelasnya.

Sampai saat ini, Komnas HAM masih menunggu hasil tes psikologi yang dilakukan LPSK terhadap Putri Candrawathi.  “Bagaimana kami menyimpulkannya? Belum bisa. Apakah itu benar terjadi atau tidak,” ucap Taufan.

Karena itu Taufan menegaskan, bahwa kunci kasus tewasnya Brigadir Joshua itu ada pada istri Ferdy Sambo. “Seluruh peristiwa tersebut titik krusialnya tumpuannya ada di Bu Putri,” tegasnya.

“Apakah tembak-menembak? Siapa yang melakukannya? Pelecehan seksual ini benar ada atau tidak?” tutup Ketua Ahmad Taufan Damanik. (*)

Sumber: