Klub 1 Triliun
Oleh: Dahlan Iskan
TAHUN ini di Roma, Italia. Tahun depan di Bali, Indonesia. Usul saya: jangan dilaksanakan di bulan Oktober atau November.
Bali panas sekali di dua bulan itu. Kecuali musim hujannya maju. Demikian juga Surabaya, Lombok dan NTT. Bukan hanya panas, juga ungkep. Mungkin karena Australia lagi memasuki puncak musim panas.
Seminggu kemarin, menurut Google, suhu di Surabaya 32 derajat Celsius tapi feel-nya 42 derajat. Saya cek ke tiga teman saya di Bali: kemarin tidak terlalu panas. Hujan.
Lalu saya lihat Google-weather. Berapa suhu di Bali tanggal 1 November tahun depan. Panas sekali: 33 derajat, feel-nya 39 derajat.
Lalu saya bandingkan dengan suhu di kota Roma kemarin. Ketika pertemuan puncak G20 ditutup di sana. Luar biasa sejuknya: 16 derajat Celsius. Tertingginya, 22 derajat. Feel-nya pun 16 derajat.
Para kepala negara yang dua hari bersidang di sana tentu terasa nyaman. Tahun depan mereka akan bersidang di Bali. Tentu di ruang ber-AC. Tapi kita kan ingin memberikan kesan terbaik. Apalagi yang datang adalah pimpinan dari 20 negara terbesar ekonominya di dunia.
Presiden Jokowi menjadi Ketua G20-nya. Biasanya pandai sekali memperhitungkan dampak kesan yang harus dibangun.
Bagaimana kalau akhir Agustus atau awal September? Suhu di bulan itu, di Bali, masih sangat baik. Tentu yang terbaik adalah Juli-Agustus. Saat itu Australia lagi di puncak musim dingin. Pun di Jatim-Jateng, minyak kelapa bisa membeku di waktu subuh —musim yang disebut mbediding.
Bisakah Summit G20 digeser dari akhir Oktober?
Mungkin sulit. Summit tahun 2018 (Buenos Aires), 2020 (Riyadh), dan 2021 (Roma) dilangsungkan Oktober- November. Tapi Summit tahun 2019 (Osaka), dilangsungkan bulan Juli.
Saya pernah menjadi anggota panitia pertemuan internasional di Bali. Di bulan Oktober. Tugas saya menjemput dua perdana menteri. Di jam yang berbeda. Panitia lain menjemput tamu yang lain lagi. Saya harus pakai jas lengkap. Di bandara Ngurah Rai. Ampuuun. Ganteng di luar, mendidih di dalam.
Tapi untuk menyelenggarakan Summit G20, panas itu akan kalah dengan semangat dan bangga. Toh tamu-tamu itu juga pernah merasakan musim panas di negara masing-masing.
Seberapa penting menjadi tuan rumah/ketua G20?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: