Nekat Mudik ke Desa Ini, Siap-siap Dikarantina di Rumah Angker, Ganjar: Serem Sekali

Nekat Mudik ke Desa Ini, Siap-siap Dikarantina di Rumah Angker, Ganjar: Serem Sekali

Banyak cara dilakukan pejabat desa untuk membuat warganya tidak nekat mudik saat Lebaran ini. 

Salah satunya dengan mengarantina mereka di tempat yang angker. Seperti yang diterapkan di Desa Sidomulyo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

Desa ini mendadak viral di media sosial. Bagaimana tidak, para pemudik yang nekat pulang kampung, akan dikarantina di rumah angker yang ada di desa itu.

Kabar itu menarik perhatian banyak pihak, termasuk salah satunya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Saat mengecek penyekatan arus mudik di Salatiga, Ganjar menyempatkan diri mampir ke Dsa Sidomulyo. Sayang saat Ganjar datang, para pemudik yang sebelumnya dikarantina, sudah pulang ke rumahnya.

"Katanya ada pemudik yang dikarantina? Sudah pulang to? Wah ini sih serem sekali, kalau siang bagus, tapi kalau malam medheni (menakutkan)," katanya.

Rumah karantina desa Sidomulyo itu memang menyeramkan. Bangunan kecil yang sebenarnya mushala kecil itu terletak di tengah hutan, dengan jarak lebih dari 300 meter dari pemukiman.

Lokasinya dikelilingi rerimbunan semak dan pohon-pohon besar. Di depan bangunan itu, terdapat sendang tua yang dikelilingi pohon-pohon beringin. Cerita tentang sendang dan adanya petilasan di tempat itu, menambah ngeri suasana. Sejumlah batu-batu berukir seperti peninggalan candi membuat tempat itu dikeramatkan.

"Ini kalau malam gelap ndak. Kalau gelap, ndak bakal bisa tidur to," jelas Ganjar.

Kepala Desa Sidomulyo Moh. Sawali menerangkan, tempat angker itu sengaja disiapkan untuk karantina bagi pemudik yang nekat pulang tanpa membawa surat kelengkapan. Mereka yang tiba di desa, langsung dikarantina di tempat itu selama enam hari.

"Kemarin ada dua orang yang kami karantina. Kami munculkan ke media dan benar-benar menimbulkan efek jera," kata dia.

Sawali menerangkan, biasanya kalau Lebaran ada 500 lebih warganya yang mudik. Namun setelah ada larangan dan adanya karantina rumah angker itu, pemudik menurun drastis hingga tidak lebih dari 25 orang.

"Biasanya rame, ada 500-an orang. Sekarang tidak lebih dari 25. Jadi efek jeranya terasa. Di sini memang tempatnya terkenal angker, wingit kalau masyarakat menyebutnya. Jadi kalau lewat saja sudah merinding," pungkasnya.

Ganjar sendiri mengapresiasi ide Moh. Sawali yang sangat kreatif. Menurutnya, cara itu bisa mengedukasi masyarakat sekaligus memberikan efek jera.

Sumber: