Kasihan, Sudah Setahun Satu Keluarga Tinggali Gubuk di Tengah Kebun Berdinding Seng
“Saat awal di sini pernah lapor Pak RT. Tapi kalau untuk urus surat pindah memang kami belum bisa karena belum punya biaya. Mungkin surat-suratnya gratis, tapi biaya transportainya kan besar. Untuk bertahan saja masih sangat sulit,” ungkapnya.
Di tengah kebimbangan, mereka berharap ada pihak yang dapat memberikan bantuan. Setidaknya, kelahiran anak keduanya bisa berjalan normal.
“Sebenarnya kita tidak kepingin bantuan macam-macam, minimal difasilitas kerjaan 1 hari aja sudah Alhamdulillah sekali. Yang paling penting juga kebutuhan untuk anak-anak, seperti susu dan makanan,” pungkas Sugeng.
Kepala Desa Trirejo, Dwi Darmawan mengatakan belum mengetahui secara pasti keberadaan keluarga Sugeng. Pasalnya, sejak mereka tinggal di lokasi itu belum pernah ada laporan resmi, baik secara lisan maupun tertulis dari yang bersangkutan atau saudaranya.
“Saudaranya memang ada yang tinggal di sini, namanya Ari, tapi belum pernah ada yang laporan. Saya malah baru tahu kemarin dari Bidan Desa bahwa ada keluarga yang tinggal di tempat itu dan yang perempuan sedang hamil,” kata Dwi Darmawan.
Menurutnya, prosedur sebuah keluarga tinggal di sebuah desa harus memiliki izin secara resmi dari pemerintah setempat. Hal itu juga untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
“Kalau mau tinggal di sini ya harus jelas izinnya sejak awal. Kalau seperti ini, seolah-olah nanti pihak desa yang disalahkan karena ada warga yang tidak dapat bantuan. Padahal semua penduduk Trirejo yang tercatat layak dapat bantuan pasti kita usulkan,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya menyatakan akan segera akan melakukan klarifikasi terhadap yang bersangkutan dan saudaranya. Koordinasi akan dilakukan dengan pihak RT setempat untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Nanti coba kita akan ke sana,” tandasnya. (eko/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: