Sudah Ada 31 Goncangan, Gempa Sulbar Sangat Jarang Terjadi dan Berbeda dengan di Palu
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Sulawesi Barat (Sulbar) telah diguncang gempa bumi sebanyak 31 kali. Hingga kemarin, tercatat 90 meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menetapkan, status tanggap darurat selama 14 hari. Terhitung 15 sampai 28 Januari mendatang.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar saat konferensi pers virtual mengatakan pada pencarian kemarin, Basarnas mengerahkan tujuh tim. Dari tujuh tim, dua tim berpindah ke Majene untuk melakukan pencarian terhadap tiga orang yang diduga tertimbun longsor di daerah Malunda.
"Pencarian dibagi menjadi 20 sektor dan 12 titik prioritas pencarian pada empat kelurahan, yakni Kelurahan Binanga, Kelurahan Rimuku, Kelurahan Karema, dan Kelurahan Simboro. Selain di Mamuju, pencarian korban dilakukan di Majene," ujarnya.
Hingga sore kemarin, tim pencarian tidak menemukan korban jiwa. Tim berencana melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan yang melibatkan anjing pelacak esok hari.
Sementara itu, lewat keterangan resminya, BNPB mengatakan, gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Majene, merupakan jenis gempa kerak dangkal. Sehingga potensi gempa susulan diperkirakan masih akan terjadi.
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono mengatakan bahwa BMKG telah memasang perangkat informasi diseminasi di setiap posko yang terdapat di Kabupaten Mamuju.
"BMKG telah memasang perangkat informasi diseminasi yang ada di setiap posko ini, sehingga rekan-rekan yang ada di posko mendapatkan informasi sesegera mungkin, kurang lebih 2-3 menit setelah kejadian gempa bumi," ucap Rahmat.
Rahmat berharap, dengan adanya pemasangan perangkat ini, informasi dari BMKG dapat tersampaikan dengan cepat dan akurat. Serta digunakan sebagai acuan dalam bertindak menghadapi potensi gempa susulan.
"Sekiranya memang misalnya terjadi gempa dan tidak berpotensi tsunami, hal itu dapat segera tersampaikan kepada masyarakat sekitar tempat terdampak di Kabupaten Mamuju dan sekitarnya sehingga tidak membuat keresahan yang berlebihan," lanjutnya.
BMKG juga menginformasikan, bahwa tren gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat sangat jarang sekali dan harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama. "Gempa bumi (Sulbar) yang terjadi sekarang sangat berbeda dengan gempa bumi yang terjadi di Palu," jelasnya.
BMKG mencatat bahwa gempa susulan yang terjadi di Palu mencapai ratusan bahkan ribuan kali dalam sehari. Sedangkan Mamuju hingga, Senin (18/1) hanya terdapat 31 kali gempa bumi dan sebagian besar tidak dirasakan.
Berdasarkan data tersebut, BMKG belum mampu menyimpulkan bahwa kapan gempa susulan akan berakhir.
"Apabila trennya masih tinggi dan jumlah hari akan semakin panjang, itu artinya gempa susulannya juga akan panjang. Namun di tabel BMKG sudah menurun drastis, harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama," ucap Rahmat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: