Pembunuh La-Fao
Bagaimana dengan anak Fa bersama Lao? “Kami tidak punya anak. Fa tidak boleh saya punya anak. Saya empat kali aborsi," katanya pada polisi.
Lao sendiri mungkin tidak menyangka otak buatan yang ditaruh di kamera-kamera di jalanan berhasil mengungkapkan pembunuhan 20 tahun lalu.
Tentu Lao tidak tahu kalau kamera itu bisa mendeteksi 80 titik unik di wajah seseorang. Yakni titik-titik di sekitar mata, hidung, pipi, dan mulut. Yang tidak semuanya bisa berubah saat operasi kecantikan.
Dari 80 titik unik itu tentu masih ada yang sama dan tidak berubah. Tapi tetap saja AI ini mengagumkan. Kok tetap bisa mendeteksi biarpun foto gadis 21 tahun itu sudah menjadi wanita berumur 46 tahun.
Kemajuan teknologi di sana memang mencengangkan. Dalam Repelita ke-13, tahun ini, Tiongkok punya program Sky Net Project. Atau juga disebut Sharp Eye Project.
Di akhir Repelita 13 itu, tahun depan, sudah akan terpasang 626 juta kamera di tempat umum di seluruh Tiongkok.
Semua kamera itu dilengkapi AI yang terhubung dengan big data. Jumlah kamera itu begitu banyaknya sehingga praktis tiap dua penduduk diawasi dengan satu kamera.
Dengan teknologi itu akan bisa dikenali 1,3 miliar wajah orang Tiongkok hanya dalam waktu tiga detik.
Dengan teknologi ini era sidik jari sudah praktis berakhir. Tidak ada gunanya lagi cap jempol. Kamera, dengan kecerdasan buatan, menggantikannya.
Lao masih terlalu muda untuk mengalami zaman AI. Yang ternyata AI-lah yang bisa mengakhiri hidupnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: