Produksi Sampah di Tegal Capai 250 Ton per Hari, Pemkot Komitmen dalam Pengelolaan

Produksi Sampah di Tegal Capai 250 Ton per Hari, Pemkot Komitmen dalam Pengelolaan

Produksi sampah di Kota Tegal mencapai ratusan ton tiap harinya. Karenanya, pemerintah setempat berkomitmen untuk melakukan pengelolaan.

Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi saat menjadi narasumber dalam webinar, Selasa (1/12) siang mengatakan, produksi sampah saat ini sudah mencapai 250 ton perhari. Dari jumlah itu, 30 persen di antaranya sampah plastik.

"Sedangkan jumlah yang mampu dikirim ke industri daur ulang baru 10 persen, sisanya berakhir di TPA," katanya.

Karenanya, kata Jumadi, Pemkot Tegal berkomitmen terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan hidup yang merupakan permasalahan kompleks bagi hampir seluruh daerah. Komitmen itu dimulai dari pengelolaan sampah di 21 TPS dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), pemanfaatan sampah kantong kresek untuk bahan baku sepatu dan kerajinan lainnya. 

"Bahkan, jalan di komplek Balai Kota Tegal dibuat dari aspal yang dicampur dengan limbah plastik," tandasnya.

Menurut Jumadi, penyelesaian masalah sampah plastik harus diselesaikan dari hulu ke hilir dan secara menyeluruh, tidak bisa hanya dari satu sisi saja, seperti pelarangan saja. Diperlukan sistem yang terintegrasi antarberbagai pihak dan sirkular agar permasalahan sampah terutama sampah plastik di Kota Tegal dapat diselesaikan di tingkat rumah tangga dan di TPS 3 R. 

"Sehingga hanya sampah-sampah residu yang tidak bisa diolah saja yang akan dibuang ke TPA, bukan pelarangan penggunaan plastiknya," ujarnya.

Selanjutnya, imbuh Jumadi, pihaknya mengajak semua pihak untuk bersahabat dan memanfaatkan sampah plastik. Sebab, awalnya tidak ada sampah plastik. Namun, sebagai hasil pola kehidupan manusia sehari-hari, maka barulah tercipta sampah plastik.

Direktur Kemasan Group Wahyudi Sulistya mengatakan, larangan sampah plastik di berbagai daerah sudah digembar-gemborkan. Akan tetapi sampai saat ini di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih menumpuk sampah plastik.  

"Adanya penumpukan sampah plastik di TPA, artinya sampai dengan saat ini tidak bisa lepas dari plastik. Karenanya, kita harus bijak agar sampah plastik dapat diolah dan bernilai ekonomis," ungkapnya.

Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia Prispolly Lengkong menuturkan, dalam pengelolaan sampah plastik harus ada pemilahan, seperti jenis-jenisnya sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. (muj/ima)

Sumber: