Disway Awads

Ketua DPRD Jateng Sumanto Dorong Pelaku Kesenian Tradisional Adaptif dan Inovatif

Ketua DPRD Jateng Sumanto Dorong Pelaku Kesenian Tradisional Adaptif dan Inovatif

Ketua DPRD Jateng Sumanto--

KARANGANYAR, radartegal.com - Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mendorong agar pelaku kesenian tradisional perlu tampil dengan wujud yang baru. Untuk beradaptasi sesuai perkembangan zaman. 

"Tujuannya, agar masyarakat tetap bisa menikmatinya. Sehingga budaya tradisional tetap lestari," kata Sumanto belum lama ini.

Menurutnya, budaya yang ditampilkan terus-menerus dalam kemasan yang sama bisa jadi menimbulkan kejenuhan. Wayang kulit ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu.

"Sampai sekarang meskipun upaya pelestariannya tertatih-tatih. Tetap harus kita lakukan," ujarnya.

BACA JUGA: Pentaskan Wayang Kulit 30 Jam Nonstop, Sumanto Apresiasi Gotong Royong Dalang Karanganyar

BACA JUGA: Ketua DPRD Jateng Sumanto Dorong Pengusaha Sound Selalu Upgrade System dan Peralatan

Sumanto mengatakan para pelaku kesenian perlu menerapkan berbagai strategi. Agar masyarakat tetap mau menonton wayang kulit. 

Mulai dari pertunjukan yang lebih ringkas, sajian cerita yang dekat dengan kehidupan saat ini. Hingga memanfaatkan teknologi sebagai media promosi dan distribusi tontonan.

"Contohnya, pentas wayang kulit 30 jam nonstop yang baru saja digelar di Kabupaten Karanganyar. Sebanyak 23 dalang memainkan seri lakon secara bergantian," kata Sumanto.

Menurutnya, pada kegiatan itu, masing-masing dalang memainkan lakon ringkas dalam durasi satu jam. Format baru tersebut diterapkan tampa menghilangkan jatidiri wayang kulit. 

BACA JUGA: Operasi Gabungan Kawasan Rawan Narkoba Didukung Ketua DPRD Jateng Sumanto: Harus Terukur!

BACA JUGA: Ketua DPRD Jateng Sumanto Digelari Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar

Unsur utama, kata Sumanto, seperti filosofi lakon, karakter tokoh wayang, dan nilai moral yang terkandung di dalamnya tetap dipertahankan. Para dalang itu, menyuguhkan pertunjukan yang lebih singkat dengan bahasa yang lebih ringan, dan cerita yang dekat dengan masyarakat. Tentu tanpa meninggalkan pakem-pakem yang ada.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait