Mencicipi 7 Kuliner Legendaris di Pekalongan yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda
TAUTO - Inilah 7 kuliner legendaris khas Pekalongan yang sudah hadir sejak masa kolonial.-(Foto: Ronald Chris)-
Kuliner berkuah hitam ini dibuat dari kluwek dan tetelan daging sapi. Mirip dengan rawon asal Jawa Timur, namun dengan rempah-rempah khas Pekalongan.
Pindang tetel telah menjadi menu favorit masyarakat lokal sejak dahulu kala dan hingga kini masih kerap disantap bersama nasi hangat dan kerupuk khas.
BACA JUGA: Nasi Megono Kuliner khas Pekalongan Punya Cita Rasa Unik, Ini Sejarahnya
BACA JUGA: Bisa Bikin di Rumah, Ini Cara Membuat Apem Comal Kuliner khas Pemalang
4. Garang Asem
Garang asem merupakan hidangan berkuah asam yang menggunakan ayam atau daging sapi sebagai bahan utama. Rasa asamnya berasal dari belimbing wuluh atau asam jawa, yang menciptakan sensasi segar pada setiap suapan.
Konon, menu ini berkembang dari pengaruh masakan peranakan Tionghoa dan Jawa, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Pekalongan.
5. Nasi Uwet
Nasi uwet mungkin terdengar asing bagi generasi muda. Kuliner ini terdiri dari nasi dengan olahan daging kambing atau jeroan yang diikat (“uwet”) dan dimasak dengan bumbu tanpa santan.
Rasa gurihnya berbeda dari gulai pada umumnya. Karena langkanya, nasi uwet kini menjadi buruan wisatawan yang penasaran akan kuliner tua khas Pekalongan.
BACA JUGA: Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikan Kuliner Nasi Grombyang khas Pemalang
BACA JUGA: Bikin Nagih, Ini 7 Kuliner Pedas khas Tegal yang Wajib Anda Coba
6. Gulai Serundeng
Gulai ini tidak seperti gulai biasa. Tambahan serundeng (kelapa parut yang disangrai dengan bumbu) memberikan rasa gurih dan tekstur yang khas.
Biasanya disajikan pada acara-acara besar atau hari raya. Kombinasi rempah, daging kambing/sapi, dan serundeng menciptakan kenikmatan yang kaya lapisan rasa.
7. Lontong Lemprak
Lontong Lemprak adalah menu sarapan legendaris khas Pekalongan yang sudah ada sejak zaman kolonial. Lontong disajikan dengan ayam kampung berbumbu dan kuah santan kental.
Kata “lemprak” sendiri merujuk pada posisi makan sambil duduk lesehan. Sensasi makan di pinggir jalan atau warung tenda menjadi daya tarik tersendiri.
BACA JUGA: Wisata Kuliner di Brebes, 11 Hidangan Lezat yang Wajib Dicoba!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



