79 Kasus Baru HIV Muncul di Kabupaten Tegal, Bupati Singgung soal Stigma
BANSOS - Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman menyerahkan bingkisan saat puncak peringatan HKN ke-61, di SMP Negeri 3 Prupuk Selatan, Kecamatan Margasari, Minggu 7 Desember 2025. -Yeri Noveli-
MARGASARI, radartegal.com – Sebanyak 79 kasus baru HIV muncul di Kabupaten Tegal sepanjang tahun 2025. Hal itu diungkap Bupati Tegal H. Ischak Maulana Rohman dalam puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang digelar Pemerintah Kabupaten Tegal di SMP Negeri 3 Prupuk Selatan, Kecamatan Margasari, Minggu 7 Desember 2025.
Bupati Ischak mengungkapkan, sepanjang tahun ini tercatat 79 kasus baru HIV di Kabupaten Tegal. Jika dibandingkan jumlah penduduk sekitar 1,6 juta jiwa, angka tersebut tergolong rendah.
“Kategori HIV di Kabupaten Tegal masih tergolong rendah. Ini tentu hasil kerja keras para tenaga kesehatan dan kader-kader kesehatan dalam melakukan sosialisasi dan edukasi,” ujarnya menyoroti perkembangan kasus HIV di Kabupaten Tegal.
Ischak menegaskan bahwa penanganan HIV tidak boleh berhenti pada angka kasus semata, tetapi juga menyangkut kepedulian sosial dan penghapusan stigma.
BACA JUGA: Geger! Kasus HIV Baru di Kabupaten Tegal 79 Orang, 13 di Antaranya Penyuka Sejenis
Ia menekankan pentingnya dukungan moral dan layanan kesehatan bagi warga yang hidup dengan HIV. Menurutnya, stigma dan ketakutan justru dapat menghambat proses pengobatan.
"Ketika ada warga yang terdiagnosis HIV, jangan ditakuti. Ini sesuatu yang harus kita dukung bersama agar mereka memiliki semangat untuk menjalani pengobatan. Pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan dan layanan yang mereka butuhkan,” tegasnya.
Bupati juga berharap masyarakat semakin terbuka menerima edukasi mengenai HIV maupun isu kesehatan lainnya, termasuk stunting. Dengan begitu, kata dia, upaya penanganan kesehatan di Kabupaten Tegal dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Kegiatan bakti sosial yang digelar sebagai puncak HKN ke-61 itu diisi dengan layanan pemeriksaan kesehatan, konseling gizi, hingga edukasi pencegahan penyakit menular. Warga setempat menyambut antusias rangkaian kegiatan tersebut.
Salah satu warga Prupuk Selatan, Siti Maryati, mengaku baru mengetahui bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan atau interaksi sosial biasa. “Dulu saya takut kalau dekat-dekat sama orang yang katanya kena HIV. Tapi setelah dijelaskan petugas, ternyata banyak hal yang saya salah paham. Penyakit itu bisa dikendalikan kalau rutin berobat. Kita juga harusnya nggak ngejauhin mereka,” ujarnya.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Agus Haryanto, yang menilai edukasi soal HIV perlu lebih sering dilakukan, terutama di desa-desa.
“Masih banyak yang salah persepsi. Kegiatan seperti ini bagus, jadi orang nggak gampang percaya mitos. Yang penting itu pencegahan dan saling mendukung,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



