Mulai Punah, Ternyata Ini Makna Tradisi Mantu Poci di Tegal
POCI - makna dan asal usul adanya tradisi mantu poci khas Tegal-freepik/radartegal.disway.id-
Sebagai solusi dadakan, keluarga menggantikan pasangan yang kabur tersebut dengan sepasang poci tanah liat. Kejadian tersebut kemudian berkembang menjadi tradisi, yang akhirnya memiliki makna spiritual dan kultural yang lebih dalam.
Seiring perjalanan waktu, Mantu Poci bertransformasi menjadi simbol permohonan doa. Bagi banyak pasangan yang belum mendapatkan anak, tradisi ini dianggap sebagai jalan spiritual dan budaya yang dapat membuka harapan baru.
Selain itu, acara ini menjadi wujud rasa syukur atas keharmonisan rumah tangga yang telah dibina bertahun-tahun.
BACA JUGA: 5 Jajanan Tradisional Pekalongan yang Disukai Anak-anak, Legit dan Manis
BACA JUGA: 5 Keunikan Jajanan Tradisional Iwel-iwel Pekalongan yang Bikin Nagih
Tradisi ini banyak dijumpai di wilayah pesisir Kota Tegal, seperti di Kelurahan Muarareja, Cabawan, Kerandon, Tegalsari, Margadana, dan Tunon.
Di kawasan-kawasan ini, masyarakat masih memegang erat budaya leluhur, meskipun tekanan zaman mulai mengikis minat generasi muda terhadap pelestarian budaya.
Ancaman Kepunahan dan Tantangan Zaman
Sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir, pelaksanaan Mantu Poci semakin jarang terlihat. Banyak anak muda Tegal yang sudah tidak mengenal lagi esensi tradisi ini.
Gaya hidup modern, pergeseran nilai, serta minimnya dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk pelestarian budaya membuat tradisi ini kian terpinggirkan.
BACA JUGA: 6 Camilan Manis Khas Pekalongan yang Ada di Pasar Tradisional
BACA JUGA: 5 Camilan Tradisional Tegal yang Mudah Dibuat Sendiri di Rumah
Makna Filosofis dan Nilai Sosial
Tradisi Mantu Poci tidak hanya menjadi simbol kesuburan atau doa akan keturunan. Lebih dari itu, tradisi ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesabaran dalam penantian, kekuatan ikatan rumah tangga, dan solidaritas sosial.
Dengan melibatkan seluruh komunitas dalam prosesi tersebut, tradisi ini turut mempererat hubungan sosial antarwarga.
Di tengah krisis nilai yang melanda banyak masyarakat perkotaan saat ini, tradisi seperti ini memiliki potensi besar untuk menjadi alat pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



