Mulai Punah, Ternyata Ini Makna Tradisi Mantu Poci di Tegal

radartegal.com - Di tengah arus modernisasi yang terus bergulir, banyak tradisi lokal di Indonesia mulai terlupakan, salah satunya adalah tradisi Mantu Poci yang berasal dari masyarakat pesisir di Tegal, Jawa Tengah. 

Tradisi Mantu Poci ini salah satu simbol pengharapan, doa, dan ikatan sosial yang mendalam. Khususnya bagi pasangan yang belum dikaruniai keturunan. 

Namun kini, tradisi tersebut menghadapi ancaman kepunahan seiring berjalannya waktu. Simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini tentang Tradisi Mantu Poci di Tegal.

Apa itu tradisi mantu poci?

Tradisi Mantu Poci merupakan sebuah upacara adat yang memperlihatkan pesta pernikahan secara simbolis antara dua buah poci tanah liat.

BACA JUGA: Siapa Pelopor Halal Bihalal? Ketua PKB Kabupaten Tegal Ungkap Sejarah Tradisi Unik Idul Fitri Ini

BACA JUGA: Menarik dan Unik, Pemuda Kepetek Belik Pemalang Bangunkan Sahur Pakai Alat Musik Tradisional Ini

Poci-poci tersebut disiapkan dan dihias menyerupai sepasang pengantin. Poci yang lebih besar mewakili mempelai pria, sedangkan yang lebih kecil melambangkan mempelai wanita.

Biasanya, acara ini dilakukan oleh pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun belum memiliki anak, sebagai bentuk doa agar segera dikaruniai keturunan.

Tidak hanya sekadar prosesi sederhana, tradisi ini dilakukan secara meriah menyerupai pesta pernikahan sungguhan.

Mulai dari dekorasi pelaminan, penyajian makanan tradisional, hiburan rakyat, hingga undangan kepada tetangga dan kerabat, semua dilaksanakan sebagaimana layaknya pesta pernikahan sesungguhnya.

BACA JUGA: Sederet Kuliner di Pasar Tradisional Tegal yang Otentik dan Tips Belanja

BACA JUGA: Pemalang Kota Ikhlas: Sejarah Budaya dan Tradisi Ini Masih Lestari Hingga Kini

Asal-usul Tradisi Mantu Poci

Menurut cerita warga setempat, awal mula munculnya tradisi ini berasal dari peristiwa yang cukup unik. Dahulu, terdapat kasus di mana calon pengantin melarikan diri menjelang pernikahan, yang membuat keluarga mempelai merasa malu dan dilema di hadapan tamu undangan.

Sumber: