7 Daftar Kuliner Unik Jawa Tengah 2025 dengan Resep Warisan Nenek Moyang

Radartegal.com - Inilah daftar kuliner unik Jawa Tengah 2025 dengan resep warisan nenek moyang yang tetap autentik.

Jawa Tengah dikenal bukan hanya karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena kekayaan kulinernya yang sarat sejarah. 

Tahun 2025 ini, berbagai kuliner tradisional kembali naik daun berkat tren wisata kuliner dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan resep warisan nenek moyang.

Berikut daftar kuliner unik di Jawa Tengah yang masih mempertahankan cita rasa dan cara pengolahan tradisionalnya. Simak artikel berikut ini.

BACA JUGA: Kulineran di Kota Batik, 5 Makanan Khas Pekalongan yang Terkenal Lezat dan Menggoda Selera

BACA JUGA: Rekomendasi Tempat Beli Kuliner Pagi di Semarang yang Harga per Porsinya Sangat Terjangkau

Daftar kuliner unik Jawa Tengah

1. Garang Asem Kudus 

Garang Asem merupakan salah satu ikon kuliner Jawa Tengah yang berasal dari Kudus. Hidangan ini dikenal dengan rasa asam-pedas segar dari belimbing wuluh, dibalut aroma daun pisang yang khas.

Pada masa lalu, Garang Asem menjadi sajian istimewa dalam acara adat dan syukuran keluarga karena dianggap simbol kesegaran hidup dan keseimbangan rasa.

Resep Warisan:

Bahan utama berupa potongan ayam kampung dimasak bersama belimbing wuluh, cabai rawit, tomat, dan bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, dan daun salam.

Prosesnya yang dibungkus daun pisang lalu dikukus menjadikan aroma rempah meresap sempurna. Kini, banyak rumah makan di Kudus dan sekitarnya yang kembali menghidupkan resep autentik ini untuk menarik wisatawan kuliner.

BACA JUGA: 4 Kuliner Kudus yang Legendaris, Rasanya Nggak Pernah Berubah dari Dulu Sampai Sekarang!

BACA JUGA: Rekomendasi Kuliner Enak di Sekitar Kawasan Pecinan Semarang, Ada yang Go Internasional!

2. Mie Ongklok Wonosobo 

Mie Ongklok adalah makanan khas Wonosobo yang hingga kini menjadi favorit wisatawan. Dinamakan “Ongklok” karena cara memasaknya yang unik, yakni mie direbus menggunakan saringan bambu kecil dan “di-ongklok-ongklok” (digoyang-goyang) di air panas.

Sumber: