Dia menilai jika mindset petugas telah terbentuk, maka program digitalisasi pariwisata bisa berjalan lancar.
"Memang butuh manajemen pariwisata menyeluruh yang ada di Kabupaten Tegal. Jadi, tidak hanya jualan Guci saja, tapi juga wisata Cacaban, Purin dan wisata-wisata yang dikelola desa," tegasnya.
BACA JUGA: Jalan Menuju Obyek Wisata Guci Tegal Rusak, Pengunjung: Banyak Lubang dan Aspalnya Mengelupas
BACA JUGA: 7 Tips Berwisata di Hot Water Boom Guciku Tegal yang Seru dan Aman
Manajemen wisata itu, lanjut Haji Ozan, meliputi pengelolaan penjualan tiket destinasi wisata mulai dari pemberian rekomendasi, proses booking, sampai verifikasi tiket di lokasi destinasi wisata secara langsung.
Wisatawan dapat menyusun trip sendiri dari satu destinasi ke destinasi lainnya dengan rekomendasi berdasarkan keefektifan waktu dan jarak.
"Jadi pembelian tiket dalam jumlah banyak atau grup disertai dengan fitur kode referral untuk menunjang pemberian bonus kepada tour guide. Ini sangat menarik dan sudah banyak wisata yang menerapkan ini," terangnya.
Dia menyebut, tiket yang digunakan juga sudah menggunakan kode QR atau barcode, sehingga sudah tidak ada lagi karcis sobek.
BACA JUGA: Sempat Banjir, Begini Kondisi Pancuran 13 Guci Tegal Sekarang
BACA JUGA: Libur Nataru, Inilah Rekomendasi Tempat Staycation di Guci Tegal
Peralatan bisa menggunakan handphone petugas masing-masing, sehingga mengurangi risiko untuk kerusakan perangkat kantor yang bergantian dengan petugas lainnya.
Pengunjung bisa membeli tiket melalui online dan tinggal discanner saat akan masuk ke wisata.
"Kami yakin pelaporan pengunjung tiap hari bisa dipantau, termasuk penerimaan retribusi yang bisa langsung masuk kas daerah," tandasnya.