Oleh karenanya, peringatan HKN ini sekaligus momentum untuk mengingatkan kembali betapa penting dan berharganya kesehatan bagi kelangsungan hidup manusia.
Sejak pertama kali HKN diluncurkan tahun 1964, usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia masih 49,3 tahun. Saat ini UHH penduduk nasional sekitar 72,5 tahun atau 74,25 tahun untuk Kabupaten Tegal.
BACA JUGA: Tinggi, Estimasi Kasus TBC di Kabupaten Tegal Tahun 2024 Capai 6.633 Penderita
BACA JUGA: Semangati Pasien TBC, Klinik Paru Masyarakat Kunjungi 7 Kelurahan di Kota Tegal
Namun di tengah meningkatnya UHH ini, ancaman penyakit infeksi yang bersifat endemik masih saja terjadi. Salah satunya adalah tuberkulosis (TBC) yang kini menjadi target kerja pemerintah untuk mengeliminasinya.
Diperkirakan jumlah kasus TBC di Kabupaten Tegal mencapai 6.633 kasus. Permasalahan TBC tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, tetapi juga sosio ekonomi, kemiskinan ekstrem, dan gangguan gizi.
Sehingga, komitmen unsur pentahelix yakni pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademisi dan media menjadi kunci percepatan eliminasi TBC.
Suspriyanti juga menjelaskan, upaya meraih hidup sehat dan tinggal di lingkungan yang sehat bukan hanya tanggung jawab individu. Namun juga seluruh komponen di masyarakat, pelaku usaha hingga pemerintahan.
BACA JUGA: Kasus Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Tegal Turun, Jumlah Penderita TBC Capai 4.227 Orang
BACA JUGA: Semangati Pasien TBC, Klinik Paru Masyarakat Kunjungi 7 Kelurahan di Kota Tegal
Hal ini sejalan dengan tema HKN tahun ini, yaitu “Gerak Bersama, Sehat Bersama”.
Kolaborasi menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif. Sehingga perlu upaya yang terus menerus untuk membangun, menjaga dan menggerakkan kesadaran kolektif supaya masyarakat mau dan mampu menjaga kesehatan diri dan lingkungannya
“Mari, kita tumbuhkan semangat dan optimisme untuk hidup sehat dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS. Karena kita ingin sama-sama membangun, menciptakan masyarakat yang sehat, cerdas, dan produktif,” katanya.
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Tegal berdasarkan hasil elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau EPPGBM berkurang 1,86 persen poin, dari 18,3 persen di akhir tahun 2023 lalu menjadi 16,44 persen pada bulan Oktober 2024 dengan persentase balita ditimbang di Posyandu 96,16 persen atau sudah di atas rata-rata target nasional yang sebesar 90 persen.
“Kinerja yang baik ini tidak terlepas dari implementasi aksi bersama intervensi serentak pencegahan stunting dengan melakukan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi gizi kepada seluruh calon pengantin, ibu hamil dan balita secara berkelanjutan,” ujar Suspriyanti.