radartegal.com - Polres Tegal menunjukkan komitmennya dalam mendukung di tingkat desa dengan mengoptimalkan lahan tidur yang ada di Desa Dukuhwringin. Program ini diinisiasi sebagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Sebagai bagian dari dukungannya terhadap kebijakan swasembada pangan, Polres Tegal mengambil langkah konkret dengan mengolah lahan tidur di Desa Dukuhwringin. Program ketahanan pangan ini dipimpin oleh Aiptu Mulyono, Kanit Intel Polsek Slawi, yang bekerja sama dengan pemerintah desa setempat.
Program ketahanan pangan ini melibatkan partisipasi aktif warga Desa Dukuhwringin, yang turut serta dalam proses penanaman dan perawatan tanaman. Selain membantu menciptakan lapangan kerja, program ini juga bertujuan untuk memberikan contoh bagaimana lahan yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan kebutuhan pangan.
Berikut ini, Radartegal akan menyajikan rangkuman tentang upaya Polres Tegal dalam memanfaatkan lahan tidur untuk mendukung program ketahanan pangan di Desa Dukuhwringin.
BACA JUGA: Komisi 3 DPRD Kota Tegal Matangkan Naskah Akademik Raperda Inisiatif Pengelolaan Sistem Drainase
BACA JUGA: 67 Siswa SMK BP Dukuhwaru Tegal Dapat PIP, Masing-masing Rp1,8 Juta
Rencana pengembangan Polres Tegal dalam memanfaatkan lahan tidur
Awal mula program ini berangkat dari keberadaan lahan bengkok bekas tanaman tebu yang mangkrak sejak penutupan pabrik gula pada tahun 2019. Melihat potensi besar yang tersia-sia, AIPTU Mulyono mengambil inisiatif untuk mengolah lahan tersebut demi kesejahteraan masyarakat.
Kini, lahan seluas tiga hektar itu menjelma menjadi ladang produktif dengan berbagai jenis tanaman pangan dan buah-buahan.
"Ada banyak potensi yang bisa dimanfaatkan di desa ini. Selain memberi manfaat ekonomi, program ini juga membantu dalam mewujudkan ketahanan pangan, yang menjadi salah satu fokus pemerintah," ujar Aiptu Mulyono, sosok inovator asal Tuban.
Lahan tersebut kini dipenuhi tanaman unggulan seperti jambu kristal dan kelengkeng crystal madu, yang menjadi ikon kebanggaan desa. Tak hanya itu, masyarakat juga menanam ketela pohon, jagung, alpukat, durian, anggur, jeruk, mangga, waluh, sirsak, dan bahkan kurma.
Pendekatan diversifikasi tanaman ini bertujuan menciptakan keberagaman sumber pangan sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal. Program ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi lima warga tetap serta tenaga kerja tambahan saat dibutuhkan.
Kontribusi ekonomi dan pendidikan
Program ini tak hanya berdampak pada aspek ekonomi. Lahan tersebut juga dimanfaatkan sebagai pusat pembelajaran untuk masyarakat dan pelajar. Dengan demikian, warga sekitar bisa memahami teknik pertanian berkelanjutan serta cara memaksimalkan lahan untuk menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi.
"Kami berharap kegiatan ini bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun pengetahuan pertanian," tambah AIPTU Mulyono.
Pendapatan asli desa pun turut meningkat, menciptakan peluang baru bagi pembangunan infrastruktur lokal. Sinergi antara Polres Tegal, pemerintah desa, dan masyarakat terbukti mampu menghasilkan manfaat besar bagi perekonomian setempat.