Kurangnya pengalaman berkendara terutama di usia muda menjadi faktor lain yang membuat mereka kurang memahami potensi bahaya di jalan.
Kecelakaan lalu lintas bukan hanya sekadar peristiwa yang menimbulkan kerugian materi dan fisik, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang sangat signifikan.
Tekanan Sosial Media
Dorongan untuk mengunggah konten menarik di media sosial, seperti video saat berkendara yang melakukan aksi berbahaya termasuk kecepatan tinggi.
BACA JUGA: Asta Motor Jateng Gelar Jambore Safety Riding 2024 Bagi 64 SMK Binaan Honda
Kecenderungan untuk meniru perilaku terutama yang dianggap keren atau populer karena menentang bahaya dapat mendorong perilaku yang tidak aman.
Selalu periksa kebenaran informasi yang diperoleh dari media sosial sebelum mempercayainya. Gunakan nalar dan akal sehat serta berbagai sumber terpercaya untuk memverifikasi.
Kurangnya Kesadaran Akan Konsekuensi
Generasi Z cenderung lebih fokus pada kesenangan saat ini daripada memikirkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka.
Dan mereka mungkin belum sepenuhnya menyadari betapa seriusnya dampak kecelakaan lalu lintas, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mulai membudayakan keselamatan sebagai yang utama untuk melindungi perjalanan masa depan.
BACA JUGA:Jasa Raharja dan Astra Motor Jateng Jalin Sinergitas Massifkan Edukasi Safety Riding
BACA JUGA: Safety Riding Labs Honda Jateng Jadi SMK Binaan Astra Honda Terbaik
Pendidikan lalu lintas.
Pendidikan tentang keamanan berkendara serta tidak mengikuti perkembangan digital dianggap isinya tidak lagi relevan bagi Generasi Z. Mengembangkan minat belajar yang lebih luas sangat perlu dilakukan untuk menambah wawasan dan ilmu dari berbagai sumber.
“Tetaplah untuk berusaha #Cari_Aman dalam berkendara, segala kemungkinan dapat terjadi. Semoga apa yang kami sampaikan dapat menambah pengetahuan dan menjadi pelajaran bagi semua,” pungkas Oke. (*)