"Terima kasih kepada para pengusaha, dunia perbankan dan dunia Industri atas sumbangsihnya dalam pelaksanaan uji caba MBG melalui CSR-nya," ucapnya.
BACA JUGA: Paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Pilkada 2024 Termuda Faruq-Ashim Dapat Nomor Urut 3
BACA JUGA: Nomor Urut Paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Pilkada 2024 Ditetapkan, Berikut Daftarnya
Pemkot evaluasi uji coba MBG
Sementara itu, Sekda Kota Tegal drg Agus Dwi Sulistyantono MM, kegiatan rangkaian uji coba program MBG untuk tahun 2025 berlangsung sukses. Pemkot Tegal mengevaluasi beberapa hal dalam uji coba yang dilaksanakan.
Antara lain bagaimana menunya, berapa jumlah makanan yang dibutuhkan Seperti mulai dari lauk pauknya. Kemudian berapa banyak dan porsi yang pas bagi para peserta didik.
Menurutnya, kebutuhan makan setiap anak berbeda-beda. Seperti anak kelas 1 dan 2, tentu akan berbeda dengan siswa kelas 5 maupun 6. Termasuk untuk siswa-siswi SMP.
"Dengan evaluasi ini, nantinya tidak ada sisa makanan, sehingga didapat komposisi apa yang sesuai. Evaluasi juga terhadap waktu makan para peserta didik, dan kesiapan para pemilik UMKM yang menjadi penyedia makanan program MBG ini,” jelas Agus.
BACA JUGA: Kompetisi Sepakbola Piala Walikota Tegal 2024 Sukses Digelar, Ini Juaranya
Sekda mengatakan, Pemkot Tegal melibatkan UMKM untuk menyediakan makanannya. Namun ada ketentuan yang harus dilaksanakan, yakni harus sarat gizi.
Banyak anak tidak suka sayur
Pj Wali Kota Tegal Dadang Somantri menyebut bahwa pelaksanaan gladi MBG untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan dan agar bisa mengetahui kekurangan, yang perlu diperbaiki.
“Mulai dari persediaan stok, masuk ke UMKM sampai ke sekolah dan dinikmati oleh siswa sampai sisa-sisanya. Dan kita melihat siswa membuang sampah pada dua tempat sampah organik dan anorganik. Kita mencoba untuk mengurangi sekecil mungkin sampah,” jelasnya.
Dari hasil evaluasi, terkait dengan menu, Dadang mengatakan, masih ada anak-anak yang tidak terbiasa makan sayur. Sehingga ada beberapa anak yang tidak menghabiskan sayur karena mengaku tidak suka sayur.
BACA JUGA: DPRD Kota Tegal Bakal Berhati-hati dalam Merencanakan Pokir
“Selain itu, ada juga anak yang tidak menyukai makanan olahan, termasuk tadi ada tahu yang dijadikan perkedel. Rata-rata masih ada yang menyisakan satu atau separuh. Ini perlu dilakukan evaluasi, apakah mereka secara keseluruhan atau hanya sebagian,” ungkap Dadang.