Jadi Panduan Fundamental, Antonius Benny Susetyo Tekankan Pentingnya Pendidikan Pancasila

Minggu 21-07-2024,19:35 WIB
Reporter : Khikmah Wati
Editor : Khikmah Wati

JAKARTA, radartegal.id- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Antonius Benny Susetyo kembali menekankan pentingnya pendidikan Pancasila. Menurutnya, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah menjadi panduan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak kemerdekaan. 

Namun, dengan perkembangan zaman dan dinamika sosial yang terjadi, nilai-nilai Pancasila seringkali terabaikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. 

"Dalam konteks ini, pendidikan Pancasila di sekolah menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya memahami, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila," tandasnya dalam keterangan pers yang disampaikan ke Radartegal.disway.id hari ini, Minggu, 21 Juli 2024.

Menurutnya, Pendidikan Pancasila tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan mengenai sejarah dan filosofi dasar negara. Namun lebih pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. 

Dengan pendidikan Pancasila yang komprehensif, diharapkan siswa mampu menginternalisasi dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuk karakter bangsa yang kuat dan berintegritas.

Sejak awal kemerdekaan, pendidikan Pancasila telah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Namun, dalam perjalanannya, posisi dan peran pendidikan Pancasila mengalami berbagai perubahan seiring dengan perubahan kebijakan pendidikan dan politik. 

Pada masa Orde Baru, pendidikan Pancasila diajarkan dengan pendekatan yang sangat ideologis dan doktriner. Setelah reformasi, pendidikan Pancasila sempat mengalami penurunan perhatian dan digantikan oleh pendidikan kewarganegaraan. 

Namun, mengingat pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membangun karakter bangsa, ada dorongan kuat untuk mengembalikannya sebagai pelajaran wajib dalam kurikulum. Mengembalikan pendidikan Pancasila sebagai pelajaran wajib memiliki beberapa manfaat penting.

Di antaranya Pendidikan Pancasila membantu memperkuat identitas nasional dan rasa kebangsaan di kalangan generasi muda, Pendidikan Pancasila berperan dalam membentuk karakter siswa yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Melalui pendidikan Pancasila, siswa diajarkan untuk memiliki kesadaran sosial yang tinggi, peduli terhadap sesama, dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Pancasila mengajarkan nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan.

Nilai ketuhanan dalam Pancasila mengajarkan bahwa setiap manusia harus mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung tinggi nilai-nilai religius dalam kehidupan. Dalam konteks pendidikan, nilai ketuhanan dapat diajarkan melalui berbagai kegiatan, seperti kegiatan keagamaan, pembelajaran tentang toleransi antar umat beragama, dan penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai kemanusiaan mengajarkan bahwa setiap manusia harus diperlakukan dengan adil dan manusiawi, tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan. Pendidikan Pancasila harus mampu menanamkan rasa empati, kepedulian, dan menghormati hak-hak asasi manusia kepada siswa. 

Ini bisa dilakukan melalui kegiatan sosial, diskusi tentang isu-isu kemanusiaan, dan penerapan praktik-praktik kemanusiaan dalam kehidupan sekolah. Nilai persatuan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang beraneka ragam. 

Pendidikan Pancasila harus mengajarkan siswa untuk mencintai tanah air, memahami keragaman budaya, dan berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kegiatan seperti upacara bendera, pelajaran sejarah nasional, dan kegiatan kebudayaan dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai persatuan.

Nilai kerakyatan mengajarkan pentingnya demokrasi dan kedaulatan rakyat. Dalam pendidikan Pancasila, siswa diajarkan tentang pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi. 

Kategori :