radartegal.id - Idul Adha merupakan sebuah hari raya dalam agama Islam. Momentum Idul Adha bukan hanya sebatas perayaan semata, namun Hari Raya Idul Adha mengingatkan kita pada sejarah Islam tentang pengorbanan Nabi Ibrahim yang mengajarkan manusia tentang kepatuhan dan keimanan kepada Allah SWT.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada 70 hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Meskipun dirayakan setiap tahunnya, tiap masih terdapat mitos mengenai daging kurban saat Idul Adha yang membuat kita bertanya-tanya, dan ragu untuk melakukannya.
Para panitia akan disibukkan dengan proses penyembelihan serta membagikan daging kurban tersebut kepada warga yang membutuhkan. Salah satu mitos tentang daging kurban yaitu olahan daging yang terasa kesat saat di makan.
Tetapi tak hanya itu saja, kami akan membagikan 4 mitos mengenai daging kurban yang dikutip dari berbagai sumber. Simak artikel radar tegal berikut dengan seksama agar tidak ketinggalan informasinya.
BACA JUGA: Idul Adha, Petugas Juleha Potong Puluhan Hewan Kurban di RPH
BACA JUGA: Tak Perlu Resah Usai Idul Adha, Ini Cara Hilangkan Bau Mulut Setelah Makan Daging Kambing
Mitos Daging Kurban Idul Adha
1. Daging Kurban Tak Perlu Dicuci
Sebagian orang masih mengira kalau daging sapi atau kambing yang berasal dari penyembelihan kurban itu, tak perlu dicuci terlebih dahulu. Memang ada yang mencuci daging sebelum dimasak atau ketika ingin disimpan di dalam lemari pendingin.
Namun, ada anggapan pencucian daging dapat menurunkan kualitas dan kandungan baik. Padahal, menurut para dokter, daging dari hasil pemotongan hewan kurban juga perlu dicuci.
Sebab bisa saja, daging yang keluar dari tempat pemotongan tidak dicuci dengan bersih, atau tidak sempurna. Bisa saja masih ada kuman atau virus yang bisa membahayakan tubuh.
2. Larangan mengonsumsi Daging bagi Pengidap Hipertensi
Bagi para penderita hipertensi, saat Hari Raya Idul Adha tiba, bahkan di hari biasa, mereka lebih memilih untuk tidak mengonsumsi daging. Ditakutkan, mengonsumsi daging bisa meningkatkan kolesterolnya.
Namun, semua itu bisa diakali, dan penderita hipertensi masih bisa menikmati daging kurban. Namun, harus dengan dikonsumsi dengan batas wajar tidak berlebihan.