RADAR TEGAL- Desa Cangkring terkenal dengan kisah misteri Masjid Tukul, Desa Cangkring Kabupaten Tegal terkenal dengan kisah misteri Masjid Tukul. Mayoritas penduduk desa cangkring berprofesi sebagai tukang kayu, pengusaha mebel, petani dan penenun sarung.
Masjid Tukul berada di depan Gang 16, Jalan Kyai Wali, tepatnya Rt 05/Rw 02 Desa Cangkring, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Konon katanya masjid tukul tersebut merupakan peninggalan para wali.
Konon Masjid Tukul di Tegal ini berdiri kokoh sejak 1600-an tahun lalu, tepatnya pada saat zaman Wali Songo. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Tegal dan sekitarnya, Masjid Tukul tersebut dibangun oleh salah seorang wali.
Sejarah berdirinya Masjid Tukul di Tegal ini memiliki 2 versi, ada yang mengatakan di bangun oleh salah satu wali songo dan ada yang mengatakan dibangun oleh Sunan Giri dan para sahabatnya. berikut informasi lebih lanjut mengenai berdirinya Masjid Tukul di Kota tegal simak sampai selesai.
Sejarah Berdirinya Masjid Tukul Di Kota Tegal
Masjid yang berdiri diatas tanah pekarangan milik kakak beradik Gozali dan Dasijan tersebut diyakini warga setempat dibangun oleh para wali (Auliah). Sebelumnya ditanah pekarangan yang lokasinya ditengah-tengah pemukiman itu hanya berupa hamparan pepohonan bambu dan pisang belaka.
Dari kesaksian Nyai Dasijan (90) istri dari almarhum KH Gofur imam pertama masjid itu menyatakan, dari cerita leluhurnya diatas lahan pekarangan warisan keluarga tersebut sempat dikejutkan adanya bangunan masjid yang seolah-olah jatuh dari langit (tiban).
BACA JUGA: Mitos Tanah Jawa di Gunung Tidar, Terdapat Makam Keramat dan Sejarah Pertarungan Dua Tokoh Terkenal
Masjid itu ada yang mengetahui dibangun oleh bangsa wali seperti Mbah Mudiroh, Mbah Tamolok, Mbah Sunan Giri, Mbah Saripah Mudain, Mbah Samuluk, Mbah Kuwu Bagus dan Mbah Danung.
Pembuatan masjid memang dilakukan tengah malam pada pukul 01.00 WIB, dan terhenti ketika ada seorang pencari daun memergoki aktifitas itu pada pukul 03.00 WIB," ujarnya.
Masjid yang didirikan pada malam Jumat Kliwon itu hingga kini masih dipercaya membawa berkah, dan banyak dijadikan media tafakur bertahajud di malam Jumat Kliwon. Dia juga mengakui dalam perjalanan waktu, imam masjid itu telah mengalami pergantian selama sebelas kali.
Seiring dengan perkembangan zaman, masjid tiban sebutan lain dari Masjid Tukul itu telah mengalami renovasi hampir di setiap ruangnya. "Piranti yang masih ada dan belum dihilangkan oleh peradaban adalah ruang utama atau mimbar, dan bedug untuk memamnggil kedatangan jamaah.
BACA JUGA: Sejarah Monumen GBN di Slawi, Jejak Penumpasan Gerakan DI/TIII di Tegal dan Sekitarnya
Masjid Tukul di Tegal juga masih memiliki mimbar dari kayu jati, bedug besar, dan kentongan.Kentongan di Masjid Tukul ini juga unik yaitu terbuat dari batang kayu utuh dengan bagian akarnya. Bagian lain masjid seperti tiang-tiang penyangga terbuat dari kayu jati dan saat ini terbungkus supaya tidak keropos dan lapuk.