Optimalisasi Skrining Riwayat Kesehatan di 30 FTKP, BPJS Kesehatan Dorong Cegah Dini Penyakit Pesertanya

Senin 04-09-2023,07:30 WIB
Reporter : Zuhlifar Arrisandy
Editor : Zuhlifar Arrisandy

RADAR TEGAL - Optimalisasi upaya promotif preventif dari  Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), semakin dimassifkan BPJS Kesehatan. Salah satunya dengan skrining riwayat kesehatan.

BPJS Kesehatan Cabang Tegal pun mendorong 30 FTKP di wilayahnya untuk melakukan  optimalisasi upaya promotif preventif tersebut, Kamis 31 Agustus 2023 lalu. Dorongan dilakukan berdasarkan hasil capaian pelayanan kesehatan FKTP pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di semester I.

“Skrining riwayat kesehatan ini selain sebagai upaya pencegahan dini bagi setiap peserta, juga memiliki manfaat besar bagi fasilitas kesehatan. Hasil skrining peserta JKN yang terdaftar di FKTP masing-masing, dapat menjadi bahan data analisis profil mengenai penyakit yang banyak diderita para peserta,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Tegal, Wahyu Kris Budianto.

Wahyu mengungkapkan capaian skrining riwayat kesehatan tahun 2021 meningkat signifikan mencapai 2,2 juta peserta dari target 1 juta. Sedangkan di tahun 2022 telah mencapai target 10 juta peserta.

Harapannya tahun 2023 ini, dapat meningkat lagi hingga mencapai target 30 juta peserta. Pelayanan promotif preventif bagi peserta JKN nantinya akan terbagi dalam tiga kategori,  yakni kategori sehat, berisiko, dan sakit.

Pada kategori sehat, beber Wahyu, diharapkan dapat terus menerapkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk kategori peserta JKN yang teridentifikasi sakit, akan diklasifikasi kembali.

Di antaranya, rinci Wahyu, apakah akan dimasukkan dalam kelompok Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) atau masuk dalam kelompok Pasien Rujuk Balik (PRB). Sehingga status kesehatan peserta bisa terkendali.

Capaian skrining riwayat kesehatan

Capaian tertinggi kedua di wilayah Kota Tegal diraih Klinik Aisyiyah Siti Hajar. Menurut Kepala Klinik Aisyiyah Siti Hajar, Endang Safitri Nasution capaian skrining ini melibatkan seluruh pegawai klinik tersebut dengan pembagian target.

Sehingga dapat menjangkau hampir seluruh peserta JKN yang terdaftar di faskes tersebut.  “Kami juga menganggap skrining sebagai langkah efisien, untuk mengetahui kondisi pasien peserta JKN."

"Biasanya mereka akan diminta untuk mengisi skrining, sebelum dilakukan pelayanan kesehatan. Bisa juga kami bantu bagi mereka yang sudah berusia lanjut dengan aplikasi P-Care,“ ujar Endang Safitri.

Skrining riwayat kesehatan ini dapat dilakukan melalui Aplikasi Mobile JKN ataupun laman resmi BPJS Kesehatan, dengan usia peserta JKN minimal 15 tahun. Hal itu dilakukan hanya sekali dalam setahun.

Skrining riwayat kesehatan ini dilakukan agar peserta JKN dapat mengetahui potensi risiko penyakit kronis. Antara lain diabetes mellitus, hipertensi, ginjal kronik, dan jantung koroner, sehingga dapat dicegah sedini mungkin.

Indonesia peringkat ke-7 penderita DM

Sekadar informasi, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak, sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut.

Kategori :