Sebanyak 6 ton apem dibagikan dalam tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu itu.
Apem berasal dari sumbangan masyarakat sekitar yang dikelola oleh anak keturunan Kyai Ageng Gribig.
BACA JUGA:Fakta Unik Pasar Tradisi Lembah Merapi Banyubiru Dukun Magelang,Transaksi Pakai Uang Koin Dolar Gono
BACA JUGA:Fakta Unik Masjid Jami’ Menggoro Tembarak, Peninggalan Sunan Kalijaga dan Tradisi Jumat Pahingan
"Iya luar biasa sekali, antusias masyarakat sangat tinggi. Mereka datang tak hanya dari Klaten, tapi dari berbagai daerah lain di sekitar Klaten bahkan luar Jateng," kata Ganjar.
Tradisi Yaa Qowiyyu lanjut Ganjar sangat unik. Ada banyak nilai-nilai yang diajarkan dalam acara itu.
Ia berharap tradisi ini bisa terus dikembangkan. Sebab tidak menutup kemungkinan, tradisi Yaa Qowiyyu bisa menjadi destinasi wisata yang dinanti banyak orang.
"Saya senang, saya lihat semua masyarakat ceria. Mereka bisa bersilaturahmi dengan tetangga, teman dan bisa saling bertegur sapa," ujarnya.
BACA JUGA:Sedekah Bumi Waduk Cacaban Tradisi Merawat Alam, Bupati Tegal Beri Pesan Khusus
BACA JUGA:Melestarikan Tradisi Sedekah Bumi, Warga Grinting Arak Gunungan Hasil Panen
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyempatkan diri untuk berpamitan. Di hadapan ribuan warga, Ganjar menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang terjalin selama ini.
"Saya juga mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian. Saya nderek pamit, karena besok tanggal 5 September sudah pensiun. Saya tidak tahu, apakah tahun depan saya diundang lagi di acara ini," pungkasnya.
Warga melepas Ganjar dengan lambaian tangan. Mereka juga berdesakan menyalami Ganjar saat ia hendak pulang.
"Makasih ya pak, sukses selalu," ucap warga bergantian mendoakan Ganjar.
BACA JUGA:Mitos dan Tradisi Masangin di Pohon Beringin Kembar Alkid Yogyakarta