RADAR TEGAL - Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal di Jalan Gurame No.2 Tegal, Jawa Tengah diyakini sudah ada sejak abad ke-19 lalu. Bahkan tak sedikit yang percaya usainya sudah 300-an tahun lebih.
Bangunan kelenteng tersebut dibangun pada zaman Dinasti Qing dan pernah direstorasi pada tahun 1837 oleh Kapiten Tan Koen Hway bersama warga. Kelenteng tersebut merupakan nama baru untuk Kelenteng Cin Jin Bio atau Zhen Ren Miao.
Kelenteng Cin Jin Bio atau Zhen Ren Miao saat ditemukan kali pertama di Kota Tegal kondisinya sangat rusak. Dewa utama Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal adalah Kwee Lak Kwa yang memperoleh gelar "Tek Hay Cin Jin".
Menurut ajaran taoisme, Tek Hay Cin Jin merupakan manusia sejati yang datang dari laut dan kebajikannya seluas lautan. Sehingga arti nama Kelenteng Tek Hay Kiong tersebut adalah kelenteng lautan kebijakan, yang menjadi rumah bagi kongco Tek Hay Cin Jin.
Kongco Tek Hay CIn Jin
Kongco Tek Hay Cin Jin dikenal sebagai seorang yang mempunyai jiwa pemberani, rajin, dan ramah. Tek Hay Cin Jin adalah utusan dari Tiongkok untuk melakukan perdagangan di sekitar kota-kota pesisir Pantai Utara Jawa, termasuk Kota Tegal sekitar tahun 1733 lalu.
Tidak hanya melakukan perdagangan, Tek Hay Cin Jin juga membagikan ilmu-ilmunya kepada warga dan masyarakat setempat. Misalnya ilmu pengetahuan, bercocok tanam, berdagang, membuat Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, dan lain-lainnya.
Sifat-sifat Tek Hay Cin Jin ini yang membuatnya sangat disegani dan dihormati wrag dan masyarakat di pesisir utara Jawa. Bahkan dari penuturan para peneliti sejarah, Kongco Tek Hay Cin Jin adalah tokoh di balik perlawanan terhadap VOC tahun 1741-1742.
Perlawanan itu tekenal dengan sebutan "Perang Cina", yang berakhir dengan orang-orang Tionghoa di Batavia (jakarta) didesak mundur sampai ke Tegal. Dalam keadaan terdesak itulah, Tek Hay Cin Jin muncul dan melakukan perlawanan kepada Balanda.
Tek Hay CIn Jin dalam peperangan menunjukan kesaktiannya, sehingga membuat pasukan Belanda kalang kabut dan terpaksa mundur. Atas jasa-jasanya yang besar terhadap warga masyarakat sekitar dan bangsa ini, dibangunlah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal.
Meninggal saat berlayar
Tetapi Tek Hay Cin Jin justru meninggal dunia saat melakukan perjalanan perdagangan di tengah lautan, bukan karena penjajah Belanda. Saat itu kapal yang ditumpanginya ketika berdagang, dihadang sekelompok bajak laut, sehingga Tek Hay Cin Jin tewas bersama para anak buahnya.
Meski begitu kenangna terhadapnya, tidak bisa dilupakan begitu saja. Untuk menghormati dan mengenang semua kebaikan dan jasa-jasa Tek Hay Cin Jin, dibangunlah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal.
Bagi masyarakat Tionghoa Tegal dan sekitarnya Tek Hay Cin Jin dijadikan sebgai dewa pelindung mereka yang membawa berkah bagi umat yang memujanya. Kelenteng tersebut kemudian menjadi pusat "Tek Hay Cin Jin" dari beberapa kelenteng-kelenteng di Indonesia.
Utamanya kelenteng yang memiliki Kongco Tek Hay Cin Jin, seperti kelenteng dari Jakarta, Semarang, Bandung, Kuningan, Brebes, dan Indramayu. Selain itu juga beberapa daerah lainnya di pesisir Utara Jawa.