Candi Prambanan Pernah Ditelantarkan, Ditemukan Kembali 1733 Oleh CA Lons Asal Belanda, Begini Kisahnya

Kamis 17-08-2023,21:49 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID -Candi Prambanan yang didirikan pada abad ke- 9  Masehi atau sekitar tahun 850 M oleh Wangsa Sanjaya. Namun,tahun 930-an akibat letusan Gunung Merapi  kerajaan Medang pindah ke Jawa Timur membuat Candi Prambanan pernah diterlantarkan

Candi Prambanan pernah diterlantarkan setelah   ibukota kerajaan pindah ke Jawa Timur   kemungkinan karena perang saudara hingga peperangan. Sejak itu perlahan mulai terlantar dan tidak terawat mulai runtuh   apalagi gempa bumi abad ke-16 yang saat itu begitu   dahsyat   benar-benar runtuh.

Penemuan Kembali Tahun 1733 Oleh CA.Lons Asal Belanda

Sekian puluh tahun tertimbun tanah akibat letusan Gunung Merapi dan   gempa   bumi akhirnya ditemukan kembali pertama kali tahun 1733 Oleh CA.Lons asal Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia   setelah Colin Mackenzie bawahan Sir Thomas Stamford Raffles   menemukannya lagi tetapi   tetap saja terlantar.

Arca   dan Relief Jadikan Hiasan Taman   Oleh Warga Belanda

  Memasuki tahun   1855 sejak keberadaan bangunan candi ditemukan Belanda cagar budaya ini mulai terusik Oleh tangan-tangann tidak bertanggung jawab di antaranya Jan Willem Ijzerman mulai memindahkan batu dari bilik tujuannya tidak diketahui   secara pasti.

Tidak lama kemudian Isaac Gronemen lebih parah   lagi bukan sekedar memindahkan batu candi saja. Isaac malah melakukan pembongkaran besar-besaran   kemudian menumpuk    sembarang sepanjang Sungai Opak  

Pembongkaran  candi   yang dilakukan Isaac memberi efek luar biasa semua batu candi disalahgunakan   oleh warga Belanda. Relief maupun arca dimanfaatkan sebagai hiasan taman kemudian   warga pribumi   justru menggunakan    batu candi untuk bahann bangunan dan pondasi rumah

  Tahun 1930-1942 pemugaran dan restorasi candi kembali dilakukan serius   oleh Van   Romondt   kemudian menjelang kemerdekaaan 1945. Kepemimpinan diserahkan kepada putra Indonesia pemugaran berlanjut tahun 1993 dan usaha pelestarian maupun perawatan terus dilakukan sampai kini .       

Penduduk Lokal   Tidak Ketahui Asal-usul Candi

Sejak telah   penemuan kembali dan restorasi pada bangunan candi   Prambanan sebetulnya penduduk sekitar candi sudah   mengetahui keberadaannya. Mereka tidak mengetahui   latarbelakang sejarah secara pastii siapa dan kerajaan apa yang membangun candi hingga muncul imajinasi atau   cerita legenda atau dongeng. Dongeng   lokal ciptaan masyarakat   menjelaskan asal-usul candi yang diwarnai kisah fantastis.

Tidak sedikit masyarakat setempat menambahkan cerita fantasi pada bangun candi seperti raja raksasa, makhluk halus jin   bangun candi hanya tempo   satu malam. Atau   kisah cerita putri yang     cantik dikutuk menjadi arca sampai    muncul mitos atau legenda candi Prambanan yang populer kisah Rara Jonggrang

Bangunan candi, arca hingga relief   yang terdapat dalam bangunan utama memberi pengaruh kuat pada   masyarakat. Bangunan    candi mampu mengilhami terciptanya dongeng rakyat Jawa yang Ide membuat cerita fantastis begitu kreatif.

Mampu melegenda sampai sekarang yang konon dongeng   tersebut sudah ada sejak abad ke-16 dan abad ke-17, Dongeng   terus bergulir dan diceritakan dari generasi ke generasi   berikutnya membuat cerita   rakyat makin hidup dan menarik.

Begitulah Candi Prambanan   dari terlantarkan karena ibukota   kerajaan pindah ke Jawa Timur hingga    runtuh lantaran gempa bumi    dan letusan Gunung Merapi. Sesudah penemuan kembali dan restorasi Candi Prambanan mampu menginspirasi masyarakat lokal menciptakan dongeng Rara Jonggrang sampai muncul cerita   kisah cerita putri yang     cantik dikutuk menjadi arca.

Kini, sejak tahun 1991 Candi Prambanan masuk Situs Warisan Dunia yang   dilidungi   oleh UNESCO.   Alasannya bangunan     candi mewakili karya jenius   kreatif manusia   lantaran bangunan, gaya   arsitektur atau tehnologi.   Mampu menggambarkan   tahapan penting dalam sejarah manusia sehingga sudah selayaknya   mendapat pengakuan   dari   UNESCO.*

 

Kategori :