RADAR TEGAL - Integrasi dalam transaksi digital dapat memperkuat pendapatan daerah. Karenanya, semua sektor yang mendukung pengoptimalisasian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat melakukannya.
Itu, disampaikan Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono saat memberikan sambutan dalam High Level Meeting Tim Percepataan Perluasan Digitalisasi Daerah di Primebiz Hotel kemarin. Menurutnya, semua sektor yang mendukung optimalisasi mengintegraksukan layanan dengan keuangan digital.
"Karena dengan adanya integrasi dalam transaksi digital ini dapat memperkuat pendapatan daerah,"katanya.
Selanjutnya, Dedy Yon juga berharap seluruh jajaran harus memantau implementasinya. Karena selain disosialisasikan, perangkat pendukung juga harus disediakan.
"Mana-mana yang kurang seperti penggunaan QRIS harus ada dan juga di kasir-kasir seperti Tapping Box harus ditambah,"ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozy mengatakan transaksi keuangan non tunai sudah terbukti pada masa pandemi. Di mana itu menjadi panglima untuk men-drag kebutuhan ekonomi.
"Angka-angka yang ada membuktikan, transaksi dengan digital banking dan uang elektronik sungguh luar biasa,"ujar Taufik Amrozy.
Menurut Taufik, peningkatan digital banking hampir 32 persen per tahun dalam 2-3 tahun terakhir. Sedangkan uang elektronik mengalami peningkatan sebesar 18 persen.
Plt. Kepala Badan Keuangan Daerah, Siswoyo dalam laporannya mengungkapkan hampir semua transaksi belanja sudah menggunakan mekanisme non tunai. Kecuali pemberian bantuan sosial.
"Untuk belanja bantuan sosial kita masih dengan mekanisme tunai,"ujar Siswoyo.
Menurut Siswoyo, hingga saat ini sejumlah OPD telah menggunakan aplikasi digital. Antara lain, Bakeuda, DLH, Dishub,Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Disnakerin dan Disporapar. ***