Lalu, jenazah para dewa dipercikinya menggunakan air tersebut hingga seluruh rombongan hidup kembali dan memiliki kekuatan raksasa.
Peletakan gunung Mahameru
Pemindahan gunung pun dilanjutkan hingga berhasil diletakkan di sisi barat Pulau Jawa. Namun, peletakan itu berakibat sisi timur Jawa terangkat dan seluruh pulau miring.
Para dewa pun memotongnya kembali dan memindahkannya ke arah timur agar pulau seimbang dan kokoh. Konon, dalam prosesnya, bagian bawah gunung berguguran dan berubah menjadi berbagai gunung.
Sejak itu, Pulau Jawa memiliki banyak gunung berapi. Akhirnya, yang tersisa hanyalah pucuk Mahameru yang diletakkan di Jawa Timur.
BACA JUGA:5 Makhluk Mitologi Indonesia: dari Manusia Setengah Harimau Sampai Makhluk Besar Bersayap
Asal mula pusat kosmologi Jawa Kuno
Pucuk Mahameru atau bagian tersuci itu menjadi Gunung Pawitra atau Gunung Penanggungan yang saat ini menjulang di perbatasan Mojokerto dan Pasuruan. Gunung tersebut dikelilingi delapan anak gunung di delapan penjuru mata angin.
Hal ini cocok dengan konsep Nawadewata, yakni para dewa penguasa delapan penjuru mata angin dengan Dewa Siwa di pusatnya. Di sinilah pusat kosmologi Jawa Kuno, tempat para dewa bertahta.
Demikian, informasi mengenai mitos pindahnya Himalaya ke Jawa yang berkaitan dengan Gunung Mahameru dan Tirta Amerta. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos dan kisah mistis di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***